Menuju Indonesia Emas 2045, pembangunan sumber daya manusia (SDM) menjadi salah satu fondasi utama yang menentukan arah masa depan bangsa.Â
Di tengah berbagai transformasi global dan nasionalbaik di bidang teknologi, sosial, ekonomi, hingga budaya maka penguatan kapasitas individu, khususnya melalui self growth (pertumbuhan diri), menjadi kebutuhan mendesak yang tidak dapat diabaikan.
Pertumbuhan diri merupakan proses berkelanjutan yang mencakup kesadaran diri, pengembangan potensi, perbaikan sikap, dan kematangan emosi maupun spiritual.Â
Dalam konteks generasi 2045, self growth bukan sekadar agenda pribadi, tetapi bagian integral dari pembangunan nasional. Generasi inilah yang akan menjadi aktor utama dalam mewujudkan Indonesia yang berdaya saing, inklusif, dan berkelanjutan.
Sayangnya, narasi tentang kesuksesan sering kali terjebak dalam paradigma finalistik seolah ada titik "tertinggi" dari diri yang harus dicapai. Padahal secara esensial, pertumbuhan adalah proses dinamis yang bersifat non linear.
 Setiap individu akan melalui fase-fase naik-turun, keraguan, bahkan kegagalan. Justru dari ketidaksempurnaan itulah pembelajaran sejati berlangsung.
Oleh karena itu, penting bagi generasi muda untuk memaknai pertumbuhan diri secara realistis dan reflektif. Tidak semua perubahan harus besar. Perubahan yang transformatif justru sering lahir dari langkah-langkah kecil yang dilakukan secara konsisten.Â
Dalam terminologi psikologi perkembangan, hal ini dikenal sebagai incremental growth yakni perubahan positif yang dibangun secara bertahap melalui kebiasaan dan pola pikir yang sehat.
Selain itu, self growth juga berperan penting dalam membentuk growth mindset (pola pikir bertumbuh) yang mendorong resiliensi, kreativitas, dan kemampuan beradaptasi.Â
Tiga kompetensi utama yang sangat dibutuhkan untuk menghadapi tantangan abad ke-21. Individu yang bertumbuh adalah mereka yang terbuka pada kritik, tidak takut gagal, dan terus mengembangkan kapasitas dirinya tanpa merasa harus sempurna.