Mohon tunggu...
Excelindo Krisna Putra
Excelindo Krisna Putra Mohon Tunggu... Warga Negara

Mengelana Masa • Merekam Peristiwa • Meramu Peradaban | Akses Pribadi: linktr.ee/excelindo

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Merdeka, Bersatu, Berdaulat, Adil, dan Makmur

17 Agustus 2025   10:10 Diperbarui: 17 Agustus 2025   09:47 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Garuda | Kementerian Sekretariat Negara Republik Indonesia 

Kemerdekaan menemukan jalannya setelah persatuan dan kedaulatan sebagai sebuah bangsa terbentuk untuk mewujudkan negara yang berkeadilan dalam kemakmuran. Jalan panjang pembentukan negara merdeka terbentang dari awal kesadaran kebangkitan atas ketertindasan pada 1908, menggelorakan sumpah berbangsa satu pada 1928, sampai momentumnya untuk mendirikan negara merdeka pada 1945. Perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah sampailah dengan selamat sentosa walaupun mensyaratkan tumpah darah pengorbanan segenap bangsa. Pengorbanan tersebut ditempuh untuk meraih kehidupan berkebangsaan yang bebas dengan didorongkan oleh keinginan luhur.

Konstitusi merupakan penjelasan terperinci tentang kemerdekaan negara ini. Manifestasi perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia tersusun secara terstruktur dengan keinginan luhur di dalam konstitusi. Konstitusi melegitimasi keinginan luhur sebagai nilai yang bersenyawa dengan kepribadian bangsa. Negara paripurna diusahakan melalui konstitusi yang mapan dengan penuh kebijaksanaan. Konstitusi berperan sebagai penjuru untuk menuntun arah perjuangan abadi memasuki gerbang kemerdekaan dalam perjalanan panjang bernegara. Komitmen konstitusional disahkan atas nama bangsa Indonesia untuk mewujudkan negara yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur.

Merdeka adalah pekikan pemersatu bangsa yang menginginkan kebebasan. Kebebasan yang diejawantahkan dengan kedaulatan atas pikiran, perkataan, dan perbuatan. Kemerdekaan merenggut kebebasan penjajahan yang berkuasa dengan nyaman atas ketertindasan. Penjajahan membatasi pendidikan karena akan menumbuhkan pikiran setiap insan yang berpotensi menjadi malapetaka bagi ketamakan. Pendidikan pada akhirnya menimbulkan kesadaran atas apa yang sedang dipermainkan. Kesadaran menandai kebangkitan untuk kehormatan yang harus diperjuangkan. Kebangkitan menggelorakan kehendak kolektif untuk kemerdekaan negara oleh bangsa yang persisten dalam perjuangan.

Bersatu bukanlah meniadakan perbedaan, tetapi mengelola keragaman. Tanpa perbedaan niscaya ada persatuan. Perbedaan dipandang sebagai kekayaan, keragaman dikelola untuk kemaslahatan peradaban. Keragaman merupakan karunia yang sudah menjadi ketetapan, manusialah yang berkehendak atas persatuan. Persatuan tidaklah menjadi instrumen untuk mengorbankan kepentingan satu pihak sebagai alasan keseragaman. Keseragaman atas nama persatuan justru akan memusnahkan keragaman. Persatuan mendorong keragaman dikonversi sebagai kekuatan. Perbedaan dikomunikasikan dengan mekanisme yang telah ditetapkan. Kesamaan dimunculkan dalam kesetaraan pada ruang berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan pendapat yang dimusyawarahkan.

Berdaulat sebagai bangsa merupakan fundamental sebuah negara menegakkan kedaulatan. Kemerdekaan tidak akan terwujud jika bangsa yang berkehendak tidak memiliki kedaulatan. Negara berdaulat memperoleh kekuasaan tertinggi untuk bebas aktif dalam menentukan arah dan keputusan yang ditopang oleh keyakinan atas kemampuan. Kedaulatan rakyat adalah tanda kepemilikan negara oleh bangsa yang konstitusi amanatkan. Konstitusi menjaga kedaulatan dengan membatasi kekuasaan dan mengatur kewenangan untuk mencegah kesewenangan. Jangan sampai masa depan membuktikan bahwa kemerdekaan masih dalam genggaman tangan, tetapi kedaulatan hanya dalam angan.

Adil ialah gagasan utama bangsa memperjuangkan kemerdekaan untuk mencabut diskriminasi yang mengakar dalam penjajahan. Keadilan menjadi nyata, ketika sebagai bangsa berkesadaran dan berkehendak untuk mendistribusikan kemaslahatan. Negara dibentuk untuk menghadirkan, menegakkan, dan memastikan penyelengaraan yang berkeadilan. Keadilan harus bersenyawa dengan kebijakan negara yang dirumuskan. Keadilan memandang kesesuaian kebutuhan untuk menghadirkan kesetaraan dalam kesempatan. Kepastian tentang apa yang sudah disepakati menjadi penting untuk menghadirkan rasa keadilan. Tanpa keadilan yang nyata, persatuan akan menemui jalan terjal untuk dipertahankan. Negara yang berkeadilan sangat mempengaruhi bagaimana mencapai kemakmuran.

Makmur menjadi titik paripurna sebuah negara yang berjaya dalam mengalokasikan kemaslahatan. Bangsa Indonesia yang berdaulat mengamanatkan negara untuk menguasai dan mempergunakan sumber daya nasional secara konstitusional untuk kemakmuran. Konstitusi sebagai representasi bangsa menghendaki kemakmuran yang mengedepankan prinsip kebersamaan, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian, serta dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan. Kemakmuran jangan sampai dipandang sebagai pemantik ketamakan sebagaimana penjajahan, tetapi harus dipandang sebagai kemaslahatan yang menghadirkan kebaikan.

Negara merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur dapat terwujud melalui konsistensi atas konstitusi. Bangsa Indonesia tidak hanya menghendaki negara yang merdeka, tetapi juga negara yang bersatu dalam keragaman, berdaulat dalam keputusan, adil dalam kesetaraan, dan makmur dalam kemaslahatan. Pemegang kewenangan memegang tanggung jawab sebagai yang terdepan untuk perjuangan jangka panjang dalam memenuhi kehendak bangsa untuk negara yang paripurna. Konstitusi dipandang sebagai representasi paripurna bangsa Indonesia untuk mewujudkan negaranya. Generasi perintis kemerdekaan mengukuhkan konstitusi agar konsisten dilaksanakan oleh generasi pewaris kemerdekaan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun