Kalau pengunjung, katanya, setiap hari pasti ada tetapi ramai kalau hari libur. Mereka melihat dari  motor yang datang.
"Dari jumlah motor, kalau hari biasa, bisa dibilang puluhan motor. Â Kalau hari libur, bisa sampai 300-an motor. Pengunjung biasa, tidak ditarik uang masuk. Hanya kena uang parkir motor Rp2.000, Â mobil Rp5.000," katanya.
Di Kali Jompo, katanya, juga ada fasilitas kemah. Â Pengunjung yang ingin berkemah atau bermalam kena tarif Rp5.000 per orang.
Sejauh  ini, katanya,  pengunjung masih lokal dari Jember dan sekitar, Blitar maupun Sidoarjo.
"Pernah ada sekali, pengunjung dari Prancis. Entah waktu itu dia tahu dari media sosial, atau diajak temannya ke sini."
Nawiyah, warga yang berjualan di Kali Jompo senang ada wisata ini. Selain desa terkenal dan dikunjungi banyak orang, dia juga bisa berjualan.
"Bersyukur, desa jadi viral. Saya bisa jualan. Lumayan, nambah pemasukan. Enaknya, Â stand jualan disediakan dan cuma diminta uang kebersihan Rp5.000 tiap hari," katanya.
Dia bilang, pemasukan pun lumayan. Kalau lagi sepi, penjualan kurang Rp150.000, tetapi kalau sedang ramai Rp200.000-Rp300.000 lebih.
Nawiyah berharap, Wisata Kali Jompo terjaga dan pengunjung makin ramai. Fasilitas jualan pun dia harap, ada permanen atau lebih besar untuk mengantisipasi pada musim penghujan.
"Kalau hujan, harus nepi, bisa dibilang nempel sama gerobak jualan beratapkan  terpal. Kalau atap permanen akan lebih nyaman."
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI