Mohon tunggu...
EVRIDUS MANGUNG
EVRIDUS MANGUNG Mohon Tunggu... GURU - PENCARI MAKNA

Berjalan terus karena masih diijinkan untuk hidup. Sambil mengambil makna dari setiap cerita. Bisikkan padaku bila ada kata yang salah dalam perjalanan ini. Tetapi adakah kata yang salah? Ataukah pikiran kita yang membuat kata jadi serba salah?

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Diam Mereka Penuh Suara: Saya Baru Mengerti Setelah Terlambat

20 Juli 2025   07:14 Diperbarui: 20 Juli 2025   07:14 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Seorang anak duduk di pojok kelas, menunduk sambil menulis. Diamnya menyimpan pesan yang tak selalu terdengar, tapi terasa.  (Pexels)

Tapi, siapa yang bertanya pada kita:

"Apa kabar batinmu hari ini?"

Saya kira murid tidak peduli. Tapi suatu hari, saat saya masuk kelas dengan wajah lelah, seorang murid berkata:

"Pak, senyumnya kurang cerah. Kenapa ya?"

Saya tertawa kecil. Tapi hati saya terasa seperti diusap.

Pelan. Tulus. Dalam.

Dan itu cukup untuk menyadarkan saya:

Saya bukan cuma pengajar. Tapi manusia yang juga dilihat dan dirasakan oleh mereka.

Apa Jadinya Jika Kita Mau Mendengar Diam Mereka?

Mungkin, kita akan menemukan pelajaran yang tak ada di RPP.

Pelajaran tentang keberanian kecil. Tentang kesabaran yang tak diumumkan. Tentang kebaikan yang tidak dilaporkan.

Anak-anak tak selalu minta perhatian. Tapi mereka selalu memberi pesan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun