Mohon tunggu...
EVRIDUS MANGUNG
EVRIDUS MANGUNG Mohon Tunggu... Lainnya - Pencari Makna

Berjalan terus karena masih diijinkan untuk hidup. Sambil mengambil makna dari setiap cerita. Bisikkan padaku bila ada kata yang salah dalam perjalanan ini. Tetapi adakah kata yang salah? Ataukah pikiran kita yang membuat kata jadi serba salah?

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Tentang Perjalanan Jiwa-jiwa

19 November 2022   21:18 Diperbarui: 20 November 2022   00:18 456
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aku berlangkah di jalan ini. Menelusuri lorong-lorong kota. Kutemukan di setiap gang selalu ada tembok penderitan, kesedihan dan kesusahan. Jauh berjalan, kutemukan jiwa-jiwa selalu rindu pulang ketika tembok penderitaan, kesedihan dan kesusahan menghadang kehidupan.

Jiwa-jiwa  yang mengembara rindu pulang kepada kepunyaan-Nya. Bahkan karena penderitaan, setiap jiwa menyebut nama sang maha khalik semesta alam berulang-ulang. Penyerahan total kepada pemilik jiwa karena ketidakmampuannya berjalan sendiri.

Di salah satu sudut jalan di pinggir kota kusaksikan seorang sufi mengucap syukur untuk semua tembok yang telah dilalui. "Terima kasih penderitaan karena engkau mengajarkan mataku melihat diri tak ada artinya. Terima kasih kesedihan karena engkau melatih hati untuk tidak bergembira ria di atas penderitaan orang-orang yang kujumpai. Terima kasih kesusahan karena engkau menunjukkan kepadaku jalan kembali kepada pusat kehidupan".

Demikianlah sufi mengingatkan betapa kecil diri ini di hadapan pemilik kehidupan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun