Mohon tunggu...
EVRIDUS MANGUNG
EVRIDUS MANGUNG Mohon Tunggu... Lainnya - Pencari Makna

Berjalan terus karena masih diijinkan untuk hidup. Sambil mengambil makna dari setiap cerita. Bisikkan padaku bila ada kata yang salah dalam perjalanan ini. Tetapi adakah kata yang salah? Ataukah pikiran kita yang membuat kata jadi serba salah?

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Cara Menangani Anak yang Sering Bertengkar

13 November 2022   19:07 Diperbarui: 13 November 2022   19:09 220
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Agnes memberikan penjelasan tentang sikapnya pada Aurelia. Menurut Agnes, dia suka saja membuat adiknya menangis. "Aku hanya iseng saja mengambil bonekanya", kata Agnes padaku. Agnes menjelaskan bahwa awalnya dia meminta dengan baik pada adiknya. Tetapi Aurelia tidak memberikan boneka itu pada Agnes. Karena itu, dia merebutnya dari Aurelia.

Sebagai orang tua, saya perlu mendengarkan apa kata hati Agnes. Selain mendengarkan, saya coba memahami akar persoalannya. Tujuannya adalah agar saya bisa mengambil keputusan yang bisa menyentuh akar persoalan.

Setelah saya memahami persoalan, saya memberikan penjelasan kepada Agnes tentang perlakuannya. Bahwa Agnes sudah lebih mengerti dari adiknya. Sebagai kakak, Agnes sebaiknya memahami adiknya. Kakak lebih banyak mengalah. Apalagi boneka itu adalah milik adiknya.

Agnes hanya diam mendengartkan penjelasanku. Lalu aku mencium keningnya dan sekali lagi memberi dekapan yang lebih hangat dari yang pertama. Agnes merasa nyaman lalu pergi meninggalkan saya.

Usahaku tidak hanya berhenti pada Agnes. Aku terus mendekati Aurelia. Saya menanyakan perihal mengapa dirinya menangis.

Aurelia menjelaskan dengan penuh semangat kepadaku. Dia mengatakan bahwa dirinya menangis karena Agnes merampas boneka darinya. Padahal, boneka itu adalah kepunyaannya.

Aku juga mendengarkan penjelasan Aurelia dengan seksama. Setelah mendengarkan penjesalannya, saya memberikan wejangan buat Aurelia. Bahwa benar boneka itu miliknya. Tetapi bila kakaknya ingin meminjam bonekanya sebaiknya diberikan dengan tulus. Walaupun Aurelia sedang bermain dengan bonekanya. Bahwa menyayangi kakak itu baik adanya.

Realitas pertengkaran antar anak hampir menjadi bagian dari kehidupan berkeluarga. Oleh karena itu, orang tua perlu melakukan langkah-langkah penanganan yang tepat.

Berikut ini adalah beberapa tips yang saya gunakan untuk menangani pertengkaran antara anak.

  • Mendegarkan alasan masing-masing anak mengapa bertengkar. Hal ini bertujuan utnuk menggali akar permasalahannya. Sebuah akibat terjadi karena ada sebabnya. Oleh karena itu, orang tua perlu menggali sebab dari sebuah masalah.
  • Pendekatan yang dilakukan adalah pendekatan kasih sayang. Orang tua tidak memberlakukan anak sebagai objek yang harus didekati dengan kekerasan. Anak memiliki kepekaan rasa yang sangat tiggi. Oleh karena itu, pendekatan kasih sayang memberi peluang besar kepada anak untuk mengakui dengan jujur tentang alasan mengapa dirinya berbuat demikian.
  • Memberikan penjelasan yang masuk akal. Penjelasan logis bisa memberikan pemahaman yang baik terhadap anak. Bila tidak masuk akal, anak bisa saja mengulangi perbuatannya karena alasan yang disampaikan oleh orang tua tidak cukup memberinya pemahaman yang baik kepadanya.
  • Pendekatan harus holistik. Model Pendekatan holistik adalah pendampingan yang dilakukan bukan hanya pada subjek yang merasa bersalah saja. Tetapi pendekatan ini dilakukan juga kepada anak yang berada di posisi yang benar. Pendekatan holistik bertujuan agar anak bisa memahami seluruh duduk persoalan yang ada.

Sebagai orang tua kita perlu bijak menghadapi pertengkaran anak. Sikap mendengarkan, menyelesaikan persoalan dengan penuh kasih sayang, logis dan holistik adalah prinsip yang harus dikedepankan dalam menangani anak-anak yang sering bertengkar.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun