Mohon tunggu...
Evita Yolanda
Evita Yolanda Mohon Tunggu... Dokter - Dokter

Karena sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Belajar Bersyukur dari Teori Maslow

6 Mei 2018   16:38 Diperbarui: 6 Mei 2018   16:46 1925
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi. Sumber: http://www.pravmir.com

Kebutuhan paling puncak dari seorang manusia adalah aktualisasi diri. Aktualisasi diri mencakup hasrat untuk menjadi diri sendiri sepenuhnya,  memaksimalkan perkembangan potensi kualitas dan kapasitas, dan menempatkan dirinya secara tepat. Aktualisasi diri adalah proses kematangan diri dalam seseorang. Tidak semua manusia berhasil mencapai titik ini karena aktualisasi diri memiliki banyak komponen untuk dipenuhi. Menurut Maslow sendiri terdapat 17 kualitas seseorang yang disebut telah  berhasil mencapai aktualisasi diri. Aktualisasi diri adalah pencapaian final dan ideal dari seorang manusia.

Merenungi diagram Teori Maslow.

Dari semua kebutuhan itu, adakah kebutuhan kita yang belum terpenuhi? Jika kita menjawab ada, ya tentu saja, karena siklus kebutuhan ini akan berlangsung sepanjang kita masih hidup. Namun, bersyukurlah, Anda yang sedang membaca tulisan ini adalah orang-orang yang sangat kecil kemungkinan tidak terpenuhi kebutuhan dasarnya. Renungkan, dari semua kebutuhan yang telah dijabarkan tadi, seringkali keluhan hidup kita berkutat pada kebutuhan tingkatan atas. Dan seringkali untuk kalangan yang hidupnya sudah stabil, yang seringkali dikeluhkan adalah kebutuhan yang terakhir saja, yaitu aktualisasi diri.

Apakah kita pantas mengeluh?

Ilustrasi. Sumber: http://www.tribunnews.com
Ilustrasi. Sumber: http://www.tribunnews.com
Gambar di atas adalah seorang tunawisma asal Filipina, bernama Victoriano Mansano. Beliau memiliki kisah tersendiri dalam hidupnya yang mengakibatkan dirinya harus menjadi seorang tunawisma dan menghabiskan hari-harinya tanpa tempat tinggal yang layak dan tidur dalam  pipa bekas gorong-gorong, dengan makanan dan minuman seadanya. 

Dengan kondisi demikian, bagaimana ketika cuaca sedang tidak bersahabat, ketika hujan turun deras atau panas matahari menyengat? Masihkah kita pantas mengeluh, sedang kita tinggal di rumah yang layak, tidur di atas kasur dan berselimut nyaman? Masihkah kita mengeluhkan ingin beli kasur baru, atau pendingin ruangan baru, atau ingin membeli rumah dengan fasilitas bak hotel berbintang?

Ilustrasi. Sumber: http://www.virily.com
Ilustrasi. Sumber: http://www.virily.com
Bagaimana dengan orang-orang yang bahkan tak tentu hari ini makan atau tidak? Bahkan mengais makanan sisa yang sudah kotor demi mengisi perut. Masihkah kita mengeluhkan bosan dengan menu ini itu, atau mengeluhkan makanan yang tak elok sehingga tak bisa di-posting untuk dipamerkan ke kawan-kawan? Untuk makan pun mereka sulit, bagaimana memikirkan kebutuhan lain yang lebih tinggi?

Ilustrasi. Sumber: http://www.dailydot.com
Ilustrasi. Sumber: http://www.dailydot.com
Bagaimana dengan saudara-saudara kita yang negaranya sedang mengalami peperangan tak berkesudahan? Hidup setiap hari dalam ketakutan, nyawa melayang seakan menjadi pemandangan biasa. Masihkah kita mengeluhkan lingkungan tempat tinggal yang tak nyaman? Apa kita pernah melihat rudal-rudal yang terbang di langit tempat tinggal kita? 

Negeri kita aman dan kita hidup cukup makmur, sementara mereka hidup dalam ketakutan terhadap perang dan pembantaian massal yang menghantui. Bagaimana mereka memikirkan kebutuhan yang lain, sedangkan nyawa mereka dalam kondisi terancam sepanjang waktu?

Ilustrasi. Sumber: http://www.itv.com
Ilustrasi. Sumber: http://www.itv.com
Bagaimana dengan saudara-saudara kita yang tak dianugerahi anggota tubuh yang lengkap? Bahkan makan pun kesulitan. Sedangkan kita? Bahkan tangan Anda bisa dengan lihai mengetuk-ngetuk piranti hingga sampai ke tulisan ini.

Lihatlah, banyak saudara kita yang tidak seberuntung kita. Yang dimuat dalam tulisan ini hanya sebagian kecil saja. Banyak sekali contoh yang sebenarnya dapat dituliskan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun