Lebih memprihatinkan lagi, premanisme terkadang berkembang menjadi konflik terbuka antar kelompok dalam memperebutkan "wilayah operasi". Beberapa daerah pernah menyaksikan bentrokan antar kelompok preman yang tidak hanya mengganggu ketertiban, tetapi juga memakan korban jiwa.
Pemerintah sebenarnya telah melakukan berbagai upaya untuk memberantas premanisme. Dari operasi cipta kondisi yang digelar kepolisian secara berkala, hingga program pemberdayaan ekonomi untuk mantan preman. Namun harus diakui, upaya-upaya ini belum sepenuhnya berhasil menghapus premanisme dari masyarakat.
Tantangannya beragam. Pertama, premanisme seringkali memiliki akar persoalan yang kompleks, mulai dari kemiskinan, pengangguran, hingga lemahnya penegakan hukum.
Kedua, dalam beberapa kasus, oknum pejabat justru menjadi "pelindung" aktivitas premanisme karena adanya simbiosis mutualisme.
Ketiga, masyarakat sendiri terkadang enggan melaporkan praktik premanisme karena takut akan pembalasan.
Mengatasi premanisme membutuhkan kolaborasi dari berbagai pihak. Pemerintah perlu memperkuat penegakan hukum dan memastikan tidak ada oknum yang "bermain" dengan kelompok preman. Di sisi lain, pemerintah juga perlu menciptakan lapangan kerja yang layak sehingga aktivitas premanisme tidak lagi menjadi pilihan ekonomi yang menarik.
Masyarakat dan dunia usaha juga punya peran penting. Keberanian untuk menolak praktik pemerasan dan melaporkannya kepada pihak berwajib adalah langkah awal yang sangat berarti. Organisasi-organisasi masyarakat dan asosiasi pengusaha dapat membentuk gerakan kolektif untuk melawan praktik ini.
Premanisme bukan hanya mengganggu investasi tetapi juga meresahkan masyarakat secara keseluruhan. Dampaknya terasa di berbagai level, dari pengusaha kecil hingga investor besar, dari kehidupan sehari-hari warga hingga perekonomian makro. Memberantasnya membutuhkan komitmen bersama dan pendekatan menyeluruh.
Saat Indonesia terus berupaya meningkatkan daya saing ekonominya di kancah global, memberantas premanisme menjadi salah satu agenda penting yang tidak bisa ditunda lagi. Karena Indonesia yang bebas premanisme adalah Indonesia yang lebih adil, lebih makmur, dan lebih berkeadaban.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI