Mohon tunggu...
Evelyn Riadi
Evelyn Riadi Mohon Tunggu... Mahasiswa prodi Manajemen Bisnis Pariwisata, Universitas Indonesia

Saya adalah mahasiswa Universitas Indonesia prodi manajemen bisnis pariwisata yang memiliki ambisi untuk mengeksplor kegiatan-kegiatan bermanfaat sekaligus menambah pengalaman saya.

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur

Peran Manajemen Risiko dalam Membangun dan Menjaga Stabilitas Bisnis

25 Maret 2025   11:30 Diperbarui: 25 Maret 2025   10:54 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam membangun sebuah bisnis, risiko menjadi salah satu langkah awal yang harus siap dihadapi oleh para pengusaha di semua industri, termasuk industri pariwisata. Seorang pengusaha harus siap dan mampu menyusun strategi untuk meminimalisir risiko yang diprediksikan dapat terjadi serta menyiapkan langkah penyelesaian untuk risiko yang telah terjadi. Lalu sebenarnya apakah desinisi dari “Risiko” itu sendiri? Dan bagaimana sebuah risiko dapat dikelola atau ditangani secara terstruktur oleh para pengusaha? Pada artikel ini akan membahas mengenai risiko dalam dunia bisnis, khususnya bisnis pariwisata, beserta pengelolaan risiko yang disebut “Manajemen Risiko” yang ternyata memiliki tahap-tahapannya tersendiri agar risiko dapat ditangani dengan terstruktur, dan tidak lupa juga membahas mengenai pentingnya manajemen risiko bagi bisnis, terutama bisnis industri pariwisata.

Risiko adalah pengaruh dari ketidakpastian terhadap pencapaian tujuan/sasaran. Risiko biasanya dinyatakan dalam sumber risiko, kejadian potensial, konsekuensi, serta kemungkinannya (Prianti, 2025). Risiko juga dapat diartikan sebagai kemungkinan terjadinya suatu kerugian yang tidak terduga atau tidak diinginkan. Sedangkan Manajemen adalah suatu proses yang terdiri dari rangkaian kegiatan, berupa perencanaan, pengorganisasiian, penggerakan dan pengendalian atau pengawasan, yang dilakukan untuk menentukan dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber daya lainnya (Al Husaini, 2023).  Maka manajemen risiko terdefinisi sebagai risiko yang dikelola secara menyeluruh, terencana, dan terstruktur dalam sistem yang tepat untuk mencegah kerugian yang tidak diinginkan.

Risiko adalah bagian tak terpisahkan dari kehidupan, termasuk dalam pengambilan keputusan sehari-hari, olahraga, petualangan, dan perjalanan. Dalam banyak aktivitas, risiko justru menjadi sumber kepuasan dan pembelajaran. Dalam bisnis, risiko berperan penting bagi inovasi dan keuntungan, seperti yang dikatakan Bernstein (1998), "tanpa risiko, tidak ada profit." Manajemen risiko juga menjadi aspek krusial dalam organisasi, baik untuk memahami kebutuhan pelanggan dalam pemasaran maupun untuk memastikan keberlanjutan bisnis. Selain itu, risiko adalah bagian dari manajemen secara keseluruhan, membantu dalam mengantisipasi dan merespons ketidakpastian. Konsep risiko juga banyak digunakan dalam berbagai bidang, termasuk hukum, kesehatan, dan pendidikan. Di banyak negara, regulasi mewajibkan penilaian risiko untuk memastikan keselamatan kerja dan tata kelola perusahaan.

Industri pariwisata adalah sektor yang dinamis dan berpeluang positif, namun disisi lain juga memiliki berbagai tantangan dan risiko. Manajemen risiko dalam industri pariwisata bukan hanya tentang menghindari bahaya, tetapi juga mencakup perencanaan tanggap darurat, perlindungan bisnis, dan kepatuhan terhadap regulasi. Dengan menerapkan strategi manajemen risiko yang efektif, perusahaan pariwisata dapat memastikan kelangsungan operasional dan memberikan pengalaman yang aman serta berkualitas bagi wisatawan. Berikut adalah beberapa alasan mengapa manajemen risiko menjadi elemen krusial dalam industri pariwisata: 

  1. Menjaga Keselamatan Wisatawan

Keselamatan wisatawan adalah prioritas utama dalam industri pariwisata. Berbagai risiko seperti bencana alam, kecelakaan, dan gangguan keamanan dapat terjadi kapan saja. Manajemen risiko membantu mengidentifikasi dan mengatasi potensi bahaya ini dengan pendekatan yang sistematis. Dengan langkah-langkah pencegahan yang tepat, perusahaan dapat menciptakan lingkungan wisata yang lebih aman dan memberikan rasa nyaman bagi wisatawan. 

  1. Melindungi Reputasi Perusahaan 

Reputasi adalah aset penting dalam industri pariwisata. Kejadian yang tidak diantisipasi, seperti insiden keselamatan atau layanan yang buruk, dapat berdampak negatif pada citra perusahaan. Dengan manajemen risiko yang baik, perusahaan dapat merespons situasi krisis secara cepat dan profesional, meminimalkan dampak buruk terhadap kepercayaan pelanggan. 

  1. Menjaga Stabilitas Finansial

Fluktuasi pasar, bencana alam, dan perubahan kebijakan dapat mempengaruhi stabilitas keuangan perusahaan pariwisata. Manajemen risiko membantu perusahaan dalam mengidentifikasi ancaman finansial dan mengambil langkah-langkah strategis untuk mengurangi dampaknya. Hal ini mencakup pengelolaan biaya operasional yang lebih efektif serta perencanaan keuangan yang matang agar bisnis tetap stabil dalam berbagai situasi. 

  1. Mematuhi Regulasi dan Standar Keselamatan

Industri pariwisata tunduk pada berbagai regulasi terkait keselamatan, perlindungan lingkungan, dan kesejahteraan wisatawan. Dengan manajemen risiko yang baik, perusahaan dapat memastikan kepatuhan terhadap regulasi tersebut, menghindari sanksi hukum, serta menjaga operasional bisnis tetap berjalan dengan lancar. 

  1. Mendukung Keberlanjutan Bisnis

Manajemen risiko juga berperan dalam menjaga keberlanjutan bisnis di tengah persaingan dan perubahan tren pasar. Dengan mengantisipasi risiko serta menyesuaikan strategi bisnis, perusahaan dapat tetap relevan dan kompetitif. Diversifikasi produk wisata dan inovasi layanan juga menjadi bagian dari strategi mitigasi risiko untuk menghadapi tantangan industri di masa depan.  

Manajemen risiko adalah key element dalam keberlangsungan industri pariwisata. Dengan mengelola risiko secara proaktif, perusahaan dapat melindungi wisatawan, menjaga reputasi, mengamankan keuangan, serta memastikan kepatuhan terhadap regulasi. Lebih dari itu, penerapan manajemen risiko yang baik memungkinkan industri pariwisata untuk terus berkembang dengan menghadirkan pengalaman wisata yang aman, nyaman, dan berkelanjutan.

Dalam manajemen risiko, pengelola perlu memahami tolerability of risks (TOR) atau minimum risk environment (MRE) dalam pengambilan keputusan (Gardiner, 2005). UK Health and Safety Executive (HSE) menekankan bahwa risiko yang "dapat ditoleransi" bukan berarti "dapat diterima," tetapi lebih pada kesediaan masyarakat menghadapi risiko demi manfaat tertentu, dengan keyakinan bahwa risiko tersebut terkendali (HSE, 2001). Contohnya, orang bersedia menghadapi risiko penerbangan demi liburan, risiko cedera saat berolahraga demi kesehatan, atau risiko kehilangan rumah demi membangun bisnis. Risiko ditoleransi karena manfaat yang diperoleh, serta kepercayaan bahwa risiko akan dikelola dengan baik atau dapat diatasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun