Mohon tunggu...
Eva Setyawati
Eva Setyawati Mohon Tunggu... Lainnya - Pengajar Privat Fisika

Pribadi yang senang belajar hal-hal baru untuk terus mengupgrade diri

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mengentaskan Moral Peserta Didik Pasca Covid-19

27 Oktober 2023   14:04 Diperbarui: 27 Oktober 2023   14:54 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar : https://acehekspres.com/news/pudarnya-budaya-sopan-santun-siswa-terhadap-guru/index.html

Tidak dapat dipungkiri bahwa peserta didik saat ini hidup dalam era digital yang sangat mudah. Semua informasi dan sumber daya tersedia hanya dalam satu genggaman. Sekolah-sekolah pun telah beralih ke pembelajaran berbasis digital untuk memastikan peserta didik terampil dalam teknologi. Namun, meskipun peserta didik tampak cepat beradaptasi dengan teknologi, kemerosotan moral mereka menjadi perhatian serius.

Pandemi COVID-19 dan Peran Teknologi

COVID-19 yang muncul pada akhir tahun 2019 telah menyebabkan peserta didik belajar di rumah selama sekitar dua tahun. Dalam periode ini, peserta didik menjadi semakin akrab dengan teknologi, karena mereka harus menggunakan perangkat pribadi mereka untuk pembelajaran dari rumah. Pertemuan antara guru dan peserta didik dilakukan secara virtual, bahkan beberapa di antaranya bahkan tidak melakukan pertemuan sama sekali. Banyak faktor yang mempengaruhi fenomena ini. Salah satunya adalah kurangnya persiapan guru dalam menghadapi peralihan mendadak ke pembelajaran berbasis digital yang memerlukan penggunaan aplikasi tertentu. Akibatnya, komunikasi antara peserta didik dan guru berkurang. Peserta didik hanya fokus pada tugas-tugas yang diberikan dan tenggat waktu yang harus mereka penuhi. Hal ini berdampak negatif pada moral peserta didik, yang saat ini mengalami penurunan. Selama pandemi, komunikasi peserta didik dengan guru lebih banyak melibatkan transfer materi pelajaran daripada aspek karakter dan etika. Interaksi sosial yang biasanya diajarkan di sekolah, seperti senyum, sapa, salam, dan sopan santun, semakin terabaikan dan digantikan oleh teknologi. Penggunaan teknologi untuk komunikasi membuat peserta didik lebih nyaman dengan layar daripada bertemu secara langsung. Kurangnya komunikasi langsung menghasilkan perilaku sosial yang kurang baik. Peserta didik jarang mengucapkan maaf, tolong, atau terima kasih kepada guru, yang merupakan dasar dari moral yang baik. Akibatnya, moral peserta didik semakin menurun.

Dampak Negatif di Sekolah

Ketika peserta didik kembali ke sekolah setelah pandemi, mayoritas guru menghadapi kesulitan dalam membentuk moral yang baik. Komunikasi yang terbuka dengan dunia luar tanpa filter yang kuat membuat peserta didik sulit untuk dikendalikan emosionalnya. Salah satu tantangan utama adalah perilaku peserta didik yang kurang sopan, baik dalam sikap maupun kata-kata. Mereka sering terlambat, berlalu-lalang di kelas tanpa izin, dan berbicara tanpa sopan saat berinteraksi dengan guru. Ini menjadi masalah serius dalam dunia pendidikan dan mempengaruhi masa depan generasi bangsa. Ada banyak faktor yang menyebabkan kemerosotan moral peserta didik. Lingkungan keluarga yang kurang peduli terhadap pendidikan karakter, pengaruh pergaulan, perkembangan teknologi yang pesat, kurangnya pendidikan karakter di sekolah, dan kurangnya adab dan sopan santun semuanya berkontribusi pada fenomena ini. Banyak peserta didik mulai kehilangan rasa hormat terhadap guru, dan guru tidak lagi dianggap sebagai panutan yang patut dihormati.

Pentingnya Pendidikan Karakter dan Pemanfaatan Teknologi

Pendidikan karakter menjadi sangat penting untuk mengatasi masalah ini. Ini harus diterapkan melalui pendekatan yang aktif, bukan hanya teori. Karakter yang baik terkait erat dengan moral yang baik. Oleh karena itu, pendidikan karakter harus menjadi fokus utama dalam dunia pendidikan. Kemerosotan moral peserta didik akan terus berlanjut jika tidak ada tindakan yang diambil. Penting bagi sekolah, masyarakat, dan keluarga untuk bekerja sama dalam mendukung pendidikan karakter. Pendidikan karakter harus menjadi bagian aktif dari proses pendidikan. Bukan hanya teori, tetapi juga praktiknya dalam kehidupan sehari-hari peserta didik. Guru harus membantu peserta didik untuk memahami nilai-nilai karakter dan mendorong mereka untuk menerapkan nilai-nilai tersebut dalam interaksi sehari-hari. Pemanfaatan teknologi yang tepat dapat membantu mengatasi masalah kemerosotan moral peserta didik. Sekolah dapat menggunakan platform digital untuk memberikan penyuluhan dan sosialisasi tentang nilai-nilai moral. Mereka dapat membuat video yang mengajak peserta didik untuk menjadi individu yang bermoral dan mengunggahnya di media sosial seperti Instagram, TikTok, dan WhatsApp. Peserta didik dapat menanggapi video tersebut melalui komentar atau menunjukkan jejak mereka sebagai bukti bahwa mereka telah melihat video tersebut. Hal ini dapat mendorong peserta didik untuk menerapkan nilai-nilai moral dalam kehidupan sehari-hari.

Kemerosotan moral peserta didik di era digital usai pandemi COVID-19 adalah masalah yang memerlukan perhatian serius. Pendidikan karakter dan pemanfaatan teknologi untuk mendukungnya adalah solusi yang efektif. Dengan kerja sama antara sekolah, masyarakat, dan keluarga, kita dapat mengembalikan moral peserta didik dan memastikan bahwa generasi masa depan kita memiliki karakter yang baik. Dengan pendekatan yang aktif dan implementasi praktik pendidikan karakter, kita dapat mengentaskan kemerosotan moral peserta didik.

-Eva Setyawati-

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun