Mohon tunggu...
Eva Nurmala
Eva Nurmala Mohon Tunggu... Administrasi - karyawan swasta

Saya karyawan swasta yang gemar menulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Fokuslah pada Pandemi, Abaikan Ajakan Aneh-Aneh

17 Juli 2021   09:12 Diperbarui: 17 Juli 2021   09:22 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
kompas.com - APphoto

Sudah dua tahun virus Corona penyebab pandemi Covid-19 menyerbu Indonesia. Seperti negara-negara dengan penduduk besar seperti India dan China, pengelolaan penyakit ini sungguh tidak mudah. Kita ambil contoh di India. Negara dengan jumlah penduduk nyaris sama dengan China ini (sekitar 1,3 miliar penduduk) India punya tipikal pluralisme yang sama dengan Indonesia meski tidak sekompleks  kita.

Di India berkembang beberapa agama, meski anak benua ini merupakan tanah kelahiran bagi dua agama besar ayaitu Budha dan Hindu. Mayoritas pemeluk agama di india adalah Hindu, kemudian Islam, Kristen, Budha dan beberapa agama lainnya. Suku bangsa di India juga sama dengan Indonesia yaitu banyak suku bangsa . Ada Bengali,tamil, Dravida, Arya dll. Indonsia mayoritas penduduknya memeluk Islam dan Kristen kedua,selanjutnya Hidu, Budha dan Kong Hu Chu. Suku bangsa Indonesia jauh lebih kompleks dibanding India dengan ratusan suku bangsa dan bahasa daerah.

India juga menghadapi kompleksitas yang nyaris sama dengan Indonesia, yaitu pemeluk agama mayoritas sering berbeda pendapat dengan minoritas, dalam hal ini, Hindu dan Islam. Di beberapa wilayah mereka ada gerakan radikal yang  menyerukan ajaran yang salah dengan mengedepankan kekerasan dalam menegakkan ajaran mereka. Di Indonesia, beberapa tindakan kekerasan juga berawal dari ajaran yang menyimpang dari Islam yaitu jihad (untuk memerangi bangsa kafir dalamkonsteks masa  Nabi Muhammad) Namun mereka menyalahgunakan ajaran itu dan melakukan kekerasan antara lain pengeboman di beberapa tempat semisal Bali dan Jakarta serta beberapa kota lain.

Pada masa pandemi seperti sekarang ini, India memang  terkesan kewalahan dengan membludaknya  paparan penyakit Covid-19 yang menyangkiti warganya. Apalagi usai sebagian warganya melakukan upacara keagamaan di sungai Gangga, sekitar oertengahan April lalu. Upacara adat Hindu ini bernama Kumbh Mela yaitu mandi bersama di sungai Gangga. Meski pemerintah Indi a sudah melarang, ditengarai ada sekitar 1000 orang yang mandi bersama dan  nyaris seluruh peserta dan penonton tidak memakai masker. Hanya dalam 48 jam, virus Corona menjangkitimereka. Kini India tengah berjuang melawan penyakit itu.

Indonesia mengalami hal yang sama. Meski sudah dilarang mudik saat Idul Fitri, namun diketahui sebagian warga melakukannya. Usai itu, angka paparan Covid 19 menjulang tinggi dan kini masuk pada fase-fase kritis. RS-RS di sebagian besar wilayah Jawa dan Bali penuh dengan penderita yang dirawat. Nakes berguguran sebagian karena terpapar sebagian lagi karena kelelahan. Beberapa prasana milik pemerintah seperti asrama haji dan beberapa tempat sudah dialihfungsikan menjadi rumah sakit darurat.

Pemerintah sudah menetapkan PPKM dengan harapan agar angka penderita Covid-19 tertanggulangi. Namun seperti halnya India, tidak semua warga patuh sehingga penderita nyaris bertambah setiap harinya. Banyak pihak lelah, bahkan emosi.

Yang juga membuat beban bertambah adalah berkembang narasi pertentangan dari kelompok intoleran selain menyerang program pemerintah, mereka juga melakukan rekruitmen anggota bahkan menggalang dana dari masyarakat. Mereka memanfaatkan situasi ini sebagai celah untuk kepentingan kelompok mereka dan ajaran yang tidak semestinya.

Sama dengan India, sebenarnya semua agama mengajarkan kebaikan dan damai. Tak ada  yang mengajarkan peperangan dan pertentangan apalagi dengan memanfaatkan situasi seperti sekarang ini. Menurut penulis itu adalah ajaran yang aneh-aneh.

Karena itulah kita harus menguatkan imun dari pengaruh intoleransi dan radikalisme. Kita fokus saja pada penanganan Covid-19. Jaga diri dan keluarga dari virus mematikan itu.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun