Mohon tunggu...
Eva Nurmala
Eva Nurmala Mohon Tunggu... Administrasi - karyawan swasta

Saya karyawan swasta yang gemar menulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Meneguhkan Literasi Mengawal Persatuan di Dunia Maya

30 Juni 2019   00:59 Diperbarui: 30 Juni 2019   01:03 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Literasi Digital - jalandamai.org

Di era milenial ini, mungkin kata literasi merupakan kata yang sering diucapkan banyak pihak. Namun, pahamkah diantara kita tentang makna literasi itu? Jika masih ada yang suka menyebar informasi tanpa melakukan cek ricek terlebih dulu, mungkin mereka masih belum mengerti makna kata literasi itu. Jika masih ada orang yang mudah percaya, tanpa memastikan informasi tersebut benar atau tidak, bisa jadi mereka juga belum mengerti arti literasi.

Sederhananya, literasi itu diperlukan agar kita tidak salah dalam memahami informasi, tidak salah dalam mengakses informasi, dan tidak mudah diprovokasi dengan informasi yang menyesatkan. Karena jika melihat yang terjadi saat ini, seseorang bisa mudah terbujuk oleh informasi yang menyesatkan. Bisa mudah terprovokasi oleh berita bohong. Tak jarang ada saja pihak-pihak yang secara sengaja, memanipulasi data agar bisa mendapatkan simpati dari publik.

Akibat maraknya praktek penyebaran kebencian dan kebohongan inilah, banyak masyarakat yang menjadi mudah marah. Banyak masyarakat yang awalnya ramah, mendadak menjadi pemarah hanya karena merasa dihina, merasa disakiti, merasa dilecehkan dan segala macamnya. Padahal persaan yang tidak berdasar itu, muncul karena termakan dengan provokasi yang berkembang di dunia maya.

Dalam perhelatan politik kemarin misalnya, satu persatu kebencian terus bermunculan setiap harinya. Puncaknya, banyak sekali seseorang yang ditetapkan menjadi tersangka, karena terus menebar kebencian dan kebohongan. Praktek semacam ini, semestinya tidak perlu terjadi. Kenapa? Karena pada dasarnya setiap manusia itu sama. Setiap manusia mempunyai kedudukan yang sama, yang membedakan adalah tingkat ketakwaan dan keimanannya.

Dalam ajaran agama yang ada di Indonesia, dalam setiap adat istiadat yang ada di Indonesia, tidak ada yang mengajarkan untuk saling membenci antar sesama. Tidak ada yang mengajarkan untuk salin mencaci atas dasar apapun. Tuhan menciptakan manusia saling berbeda satu dengan yang lainnya. 

Namun karena perbedaan itulah, yang menuntut setiap manusia harus saling mengenal satu dengan lainnya. Kenapa? Karena manusia tidak akan bisa hidup sendiri. Setiap manusia pasti membutukan pertolongan manusia yang lain. Lalu, jika kita sepakat akan hal ini, maka kita harus sepakat menjaga keragaman yang ada agar persatuan dan kesatuan tetap terjalin.

Dan persatuan itulah yang saat ini terus diganggu oleh pihak-pihak yang tak bertanggung jawab. Mari ita terus ingatkan kepada semua pihak, untuk membiasakan diri melakukan literasi digital, agar kita tidak muda terpengaruhi provokasi dunia maya.Karena suka tidak suka, saat ini kita hidup dalam lingkaran hoaks dan kebencian. 

Jika kita hanya diam, tentu lingkungan sekitar kita akan semakin gelap. Gelap karena dipenuhi kebencian dan kebohongan. Karena itulah, mulai hentikan segala kepentingan yang dipenuhi kebencian. Bekalilah diri kita dengan ilmu pengetahuan, informasi yang valid, agar informasi yang terserap adalah informasi yang benar, menyejukkan, inspiratif, dan valid.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun