Busana sebagai Media Cerita
Di tengah gempuran tren mode global, keunikan budaya lokal terus menjadi sumber inspirasi tak ternilai dalam dunia fashion. Salah satunya tampak dalam karya berjudul "Alona", sebuah desain busana yang sarat makna, diciptakan oleh Eureka Mabelia dari program Pendidikan Tata Busana. Karya ini bukan hanya tentang kain dan pola---ia adalah interpretasi mendalam dari permainan tradisional congklak, yang kemudian diterjemahkan dalam bahasa fashion yang segar dan modern.
Makna di Balik Nama "Alona"
Nama "Alona" diambil dari kata "lona" yang berarti lubang. Istilah ini merujuk pada cekungan pada papan congklak yang berfungsi sebagai tempat menampung dan melepaskan biji permainan. Filosofi inilah yang menjadi dasar dari koleksi ini---sebuah simbol dari wadah energi, ritme kehidupan, dan harmoni ruang-isi yang tak pernah diam.
Busana ini menampilkan motif wastra tradisional yang dipilih secara khusus untuk menciptakan kesan melingkar dan dinamis, selaras dengan formasi lubang-lubang congklak. Hal ini membuat koleksi "Alona" tidak hanya menarik dari segi visual, tetapi juga kaya akan nilai simbolik.
Estetika yang Berbicara
Paduan warna pastel yang lembut menjadi ciri khas utama dari koleksi ini, memberikan kesan feminin dan elegan. Namun, Tidak berhenti pada kelembutan semata. Ia menambahkan sentuhan warna berani yang menciptakan keseimbangan visual sekaligus menyimbolkan keberanian dalam mengekspresikan diri.
Potongan busana, terutama pada rok, dibuat asimetris untuk menyiratkan aliran energi yang terus bergerak---seperti alur permainan congklak yang tidak pernah berhenti hingga akhir. Ini menjadi metafora tentang dinamika hidup, kreativitas, dan kesinambungan budaya.
Tradisi dan Modernitas: Bukan Dua Hal yang Bertolak Belakang
"Alona" adalah bukti nyata bahwa tradisi tidak harus tinggal dalam masa lalu. Justru, dengan kreativitas dan pemahaman filosofi yang mendalam, warisan budaya dapat hidup kembali dalam bentuk yang lebih relevan dengan generasi masa kini.
Karya ini menunjukkan bahwa fashion bukan sekadar gaya, melainkan medium untuk menceritakan kembali sejarah, menggugah makna, dan merangkai kembali identitas budaya bangsa.