Mohon tunggu...
Eti Solikhatun Yuliana K
Eti Solikhatun Yuliana K Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Magister Penyuluhan Pertanian Unsoed

Pertanian menjadi minat yang prioritas karena menjadi bagian penting dalam perjalanan hidup

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Membangun Partisipasi Anggota Kelompok Tani dalam Mewujudkan Pembangunan Pedesaan

3 Oktober 2021   11:33 Diperbarui: 3 Oktober 2021   11:40 841
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar : Kegiatan musyawarah kelompok tani/dokpri

Oleh : Eti Solikhatun Yuliana Kusumadewi 

(Mahasiswa Magister Penyuluhan Pertanian Unsoed)

Kegiatan pembangunan pedesaan saat ini titik beratnya yaitu kegiatan pemberdayaan masyarakat dalam upaya meningkatkan kesejahterahan masyarakat yang  merupakan bagian langkah dari konsekwensi diterapkannya Undang-undang No 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah. 

Sistem desentralisasi memberikan kewenangan kepada daerah untuk mengatur pemerintahanya sendiri dalam hal ini otonomi di level pemerintahan daerah juga diikuti dalam tataran yang lebih rendah yaitu di tingkat desa (warga masyarakat) sebagai sasaran sekaligus subyek langsung pembangunan.

Masyarakat desa hingga saat ini masih didominasi masyarakat petani dengan kegiatan pertaniannya, memanfaatkan sumber daya alam yang ada sebagai pokok sumber pendapatan. 

Dalam konsep pemberdayaan petani, mereka tergabung dalam kelompok tani untuk memudahkan pengorganisasian, sebagai wadah kegiatan, menampung permasalahan, masukan serta usulan para anggota.

Pemberdayaan kelompok tani merupakan bentuk pembangunan pedesaan yang berbasis pada rakyat.  Kelompok tani menjalankan peran sebagai subyek pembangunan di pedesaan. 

Bidang kegiatan usaha tani  yang dijalankan bisa dalam bentuk on farm maupun off farm bisa dalam bentuk pengelolaan pengairan, permodalan, penyedia saprodi, penyedia informasi bagi para anggotanya, serta pemasaran hasil secara kolektif.

Kelompok tani sebagai kelembagaan di tingkat desa memiliki peran penting dalam memajukan pembangunan di pedesaan dalam konteks kegiatan pertanian.

Hingga saat ini sektor pertanian masih merupakan bagian penting dalam pembangunan perekonomian Indonesia. 

Manusia tidak bisa lepas dari kebutuhan pokok yaitu pangan yang berarti bahwa pangan tetap dibutuhkan sampai kapanpun. Indonesia sebagai negara dengan corak kegiatan mayoritasnya yaitu bidang pertanian senantiasa mendapat perhatian dari pemerintah. 

Terlebih mentri pertanian Syahrul Yasin Linpo menyatakan bahwa pada saat ini kondisi pandemi covid 19 di triwulan I-2021 menunjukan bahwa sektor pertanian mampu memberikan pertumbuhan positif terhadap p. erekonomian negara yaitu sebesar 3,33% dan triwulan II-2021 sebesar 0,38 %. 

Hal ini menunjukan bahwa sektor pertanian yang notabene berada posisinya di pedesaan namun menjadi sektor yang paling handal dalam menstabilkan perekonomian. Secara keseluruhan kegiatan off farm dan on farm saling mendukung dalam pencapaian ini.

Untuk itu pembangunan pertanian dengan pola pemberdayaan yang menerapkan partisipasi anggota kelompok tani sebagai komponen utamanya harus terus dimantapkan agar tujuan memandirikan petani dalam memenuhi kebutuhan pangan masyarakat bisa terus terwujud secara berkesinambungan. 

Adisasmita (2006) menyatakan bahwa partisipasi merupakan keterlibatan anggota masyarakat dalam pembangunan yang meliputi kegiatan dalam perencanaan dan pelaksanaan suatu program atau proyek pembangunan yang dikerjakan didalam masyarakat lokal. 

Sangat penting untuk meyakinkan anggota kelompok tani bahwa partisipasi akan memberi manfaat lebih dalam meningkatkan kehidupan mereka. 

Melalui kegiatan pemberdayaan dengan pertisipasi, anggota akan didekatkan dengan pihak pemerintah (petugas) selaku agent program kegiatan sehingga menghilangkan sekat sosial yang selama ini menghambat, anggota juga akan merasa memiliki program kegiatan tersebut sehingga tanggungjawab dan keberlanjutannya diharapkan akan semakin kuat dijalankan oleh anggota.

Upaya mencapai kesejahteraan petani yang lebih baik dan peningkatan produksi pertanian dalam membangun ketahanan pangan menjadi bagian pembangunan pedesaan yang sangat memerlukan keterlibatan kelembagaan kelompok tani dan partisipasi anggotanya dalam mendukung dan melaksanakan berbagai program yang diluncurkan maupun setelah berakhirnya program. 

Sehingga menjadi sebuah kebutuhan untuk membahas bagaimana membangun partisipasi sebagai unsur utama dalam kesukseskan pemberdayaan pembangunan pedesaan dengan berbagai strategi yang tepat untuk mencapainya.

Partisipasi Kelompok Tani

Partisipasi anggota merupakan keikutsertaan anggota secara individu maupun kelompok secara sadar dan bertanggungjawab dalam menjalani kegiatan kelompok maupun luar kelompok dalam lingkup bidang usaha taninya. 

Dalam keanggotan kelompok tani, jiwa keorganisasian akan terbangun sebagai modal dalam mewujudkan cita-cita meningkatkan kesejahterahan bersama. 

Didalamnya akan terjadi pelibatan anggota dan pengurus dalam menyampaikan berbagai permasalahan yang kemudian dikuti pengambilan keputusan bersama dalam menetapkan solusinya.

Membangun partisipasi anggota dalam keorganisaian kelompok tani dan melanjutkannya setelah program kegiatan berakhir menjadi persoalan tersendiri yang harus dicari strategi jalan keluarnya. 

Pada umumnya program kegiatan yang diluncurkan hanya bersifat stimulan karena tujuan dari pemberdayaan sendiri adalah untuk memandirikan masyarakat agar tidak tergantung pada pemerintah terutama dalam hal pendanaan.

Beberapa hal yang mempengaruhi partisipasi yaitu faktor motivasi, kemampuan serta kesempatan. Faktor kemampuan yaitu Kemampuan manajerial yang meliputi perencanaan pengaturan, pengawasan dan evaluasi akan mendorong kepercayaan diri dalam berpartisipasi pada kegiatan kelompok. 

Melalui perencanaan yang disusun bersama akan berdampak munculnya rasa memiliki dn bertanggungjawab terhadap kesepakatan yang diputuskan.

Kemampuan sosial akan memunculkan rasa kebersamaan, saling percaya, saling terikat dan saling membantu antar anggota masyarakat yang arahnya memperbesar partisipasi. Kemampuan teknis yang dimiliki para anggota kelompok memberi ruang kesempatan yang lebih untuk aktif berpartisipasi.

Menurut Slamet (1994), tingkat partisipasi untuk setiap individu atau nggota kelompok bisa terlihat dari keanggotaan dalam organisasi atau lembaga tersebut, Frekuensi kehadiran dalam pertemuan-pertemuan yang diadakan, sumbangan/iuran yang diberikan, keanggotaan dalam pengurusan, kegiatan yang diikuti dalam tahap program yang direncanakan dan keaktifan dalam diskusi pada setiap pertemuan yang diadakan. 

Sangat perlu mendorong anggota untuk berperan aktif pada hal-hal tersebut. 

Kehadiran merupakan wujud nyata kepedulian dan kebutuhan anggota terhadap keberadaan kelompok tani. Motivasi bahwa dengan mengikuti kegiatan kelompok, mereka akan mendapat informasi terbaru dari sumber yang terpercaya yang sifatnya menguntungkan untuk mereka. 

Melalui kesadaran mengisi iuran wajib maupun insidental pada kas kelompok akan menumbuhkan jiwa memiliki kelompok tani dan hal ini bagus untuk terus menjaga kontinyuitas partisipasi anggota. 

Sedangkan keaktifan menyampaian permasalahan, memberikan ide, gagasan dan tanggapan akan membangun kepercayaan anggota bahwa suara mereka didengar.

Sementara itu Korten  dalam Herman (2019)  menyampaikan faktor yang mempengaruhi partisipasi masyarakat dalam pembangunan  dikelompokkan dalam dua kategori yakni faktor internal dan faktor eksternal. 

Faktor internal merupakan faktor dari dalam komunitas yang berpengaruh dalam program partisipasi masyarakat. S

edangkan faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar komunitas, dan ini akan meliputi dua aspek. menyangkut system social politik makro dimana komunitas tersebut berada.

Bisa dikatakan bahwa kondisi internal anggota Kelompok berupa semangat dan keinginan dari anggota untuk terlibat dalam kegiatan kelompok disertai dorongan dari unsur pemerintahan desa setempat menjadi salah satu unsur yang diperhitungkan dalam mewujudkan partisipasi. Kekuasaan pemerintahan desa terjadi karena adanya dukungan warga masyarakat, timbal baliknya ketika elit desa mendorong kegiatan warganya. 

Perhatian dan dukungan dari pemerintah desa sangat mempengaruhi gerak partisipasi para anggota kelompok sehingga akan sangat tampak ketika ke dua unsur tersebut saling berkolaborasi . 

Sedangkan kondisi external yang cukup mempengaruhi berupa kegiatan sosialsisai, frekuensi dan kualitas interaksi pendampingan dari petugas. Sosialisasi merupakan tahap awal mengenalkan kegiatan supaya masyarakat menjadi tahu informasi yang benar dari sumber yang tepat. 

Dengan disertai kuantitas pertemuan yang berkelanjutan dalam konteks pendampingan akan mendekatkan petugas dengan masyarakat anggota kelompok tani. Namun dari Disisi yang lain kesibukan para anggota kelompok yang berbeda menjadi faktor yang mempengaruhi tingkat partisipasi terutama dalam hal kehadiran.

Partisipasi dalam implementasinya adalah proses yang dijalankan secara bertahap, step by step, memegang peranan penting dalam suksesnya kegiatan pemberdayaan. Cohen and Uphoff (1980) dalam papernya "Participation's Place in Rural Development" menjabarkan tahapan partisipasi yaitu tahap pengambilan keputusan, tahap pelaksanaan, tahap evaluasi dan tahap menikmati hasil.

Dalam hal ini anggota kelompok tani dihadapkan sebagai pelaku utama kegiatan yaitu subyek yang menjalankan peran partisipasinya mulai dari perencanaan, pengambilan keputusan, pelaksanaan kegiatan, evaluasi hingga menikmati hasil. 

Keterlibatan anggota dalam setiap tahapan kegiatan akan menghidupkan organisasi, membangun semangat dan memunculkan optimisme dalam kelompok. Efek lain yaitu tumbuh jiwa memiliki, peduli dan bertanggungjawab pada kegiatan kelompok menjadi nilai positif dalam membangun pemberdayaan. 

Pendampingan yang serius oleh pemerintah dan pihak terkait dengan memaksimalkan di setiap tahapan partisipasi dan juga penekanan kegiatan pemberdayaan pada faktor-faktor yang mempengaruhi akan memperkuat dasar tumbuhnya partisipasi anggota kelompok sehingga akan mempermudah keberlanjutannya.

Melalui kegiatan pemberdayaan kelompok tani dengan menekankan unsur partisipasi sebagai penggeraknya akan membangun usaha pertanian di pedesaan sehingga tercapai tujuan peningkatan kesejahterahan bersama.

Daftar Pustaka

Adisasmita, Rahardjo. (2013). Pembangunan Perdesaan. Pendekatan Partisipatif Tipologi Strategi Konsep Desa Pertumbuhan Yogyakarta: Graha Ilmu

Cohen, J. M. and Uphoff, N. T. (1980) 'Participation's place in rural development: Seeking clarity through specificity', World Development, 8(3), pp. 213--235. doi: 10.1016/0305-750X(80)90011-X.

Herman (2019) 'Tingkat Partisipasi Masyarakat Dalam Perencanaan Pembangunan Desa Ulidang Kecamatan Tammerodo Kabupaten Majene', GROWTH Jurnal Ilmiah Ekonomi Pembangunan, 1(1), p. 78.

 Slamet, Y. (1994). Pembangunan Masyarakat Berwawasan Partisipasi. Surakarta: Sebelas Maret University Press.

FISIP Unair

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun