Mohon tunggu...
Esti Sri Handayani
Esti Sri Handayani Mohon Tunggu... -

Penikmat kopi, juga diksi-diksi yang menyayat hati.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Poemest, Sudah Tidak Ada Kita

18 Desember 2018   18:01 Diperbarui: 18 Desember 2018   18:43 170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Dini hari tadi, aku terbangun dengan rasa ngilu di rongga dadaku.

Sambil membasahi tenggorokkan yang kering dengan segelas air mineral, aku mengingat lagi mimpi yang mendatangiku.

Di situ,

terlihat nyata garis wajahmu yang sedang tertawa.

Di situ,

terlihat jelas gerak tubuhmu yang berkata cinta.

Tapi, kemudian, di situ bukan aku yang membuatmu tertawa

bukan pula aku yang merasakan kau berkata cinta.

Sekali lagi aku meneguk air mineral di gelas itu, sambil menahan pilunya hati menyaksikan itu.

Karena yang kusaksikan dalam mimpi bukanlah hanya bunga tidurku.

Yang kusaksikan adalah pemandangan sore sebelumnya, pada sebuah kedai kopi yang biasa kita kunjungi bersama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun