Dini hari tadi, aku terbangun dengan rasa ngilu di rongga dadaku.
Sambil membasahi tenggorokkan yang kering dengan segelas air mineral, aku mengingat lagi mimpi yang mendatangiku.
Di situ,
terlihat nyata garis wajahmu yang sedang tertawa.
Di situ,
terlihat jelas gerak tubuhmu yang berkata cinta.
Tapi, kemudian, di situ bukan aku yang membuatmu tertawa
bukan pula aku yang merasakan kau berkata cinta.
Sekali lagi aku meneguk air mineral di gelas itu, sambil menahan pilunya hati menyaksikan itu.
Karena yang kusaksikan dalam mimpi bukanlah hanya bunga tidurku.
Yang kusaksikan adalah pemandangan sore sebelumnya, pada sebuah kedai kopi yang biasa kita kunjungi bersama.