Ketika kata "Amerika" terucap, bayangan yang muncul seringkali adalah "land of the free" dan "home of the brave." Ungkapan legendaris dari lagu kebangsaan Amerika, The Star-Spangled Banner, menggambarkan jiwa kebebasan dan keberanian yang mengakar kuat dalam diri bangsa ini. Namun, di balik frasa sederhana itu, tersimpan makna yang jauh lebih kaya: sebuah sinergi nilai-nilai kebebasan, kesetaraan, individualisme, dan kerja keras yang menjadi fondasi kokoh bangsa Amerika. Nilai-nilai ini tidak hanya membentuk identitas, tetapi juga melahirkan American Dream—bukan sekadar impian kosong, melainkan janji nyata akan peluang dan kebebasan yang menunggu untuk diraih. Mari, kita lihat makna dari kata “Amerika” yang lebih dalam lagi! Berikut ini adalah beberapa makna yang akan dikupas satu per satu:
1. Kesempatan yang Setara (Inti dari American Dream)
Dalam konteks American Dream, yang diperkenalkan oleh James Truslow Adams pada 1931, makna Amerika adalah simbol harapan dan peluang bagi semua orang, terlepas dari asal-usul mereka. American Dream sendiri adalah ideologi yang menyatakan bahwa setiap individu memiliki hak untuk mengejar kehidupan yang lebih baik, penuh kebebasan, dan penuh peluang tanpa diskriminasi. Konsep ini didasarkan pada prinsip bahwa "semua manusia diciptakan setara" seperti tertulis dalam Deklarasi Kemerdekaan Amerika Serikat, yang menegaskan hak-hak inalienable seperti hidup, kebebasan, dan pencarian kebahagiaan.
Nilai ini tercermin pada dukungan besar terhadap equal opportunity, di mana kerja keras dan kemampuan individu menjadi jalan utama meraih kesuksesan. Namun, penting juga diperhatikan bahwa dalam praktiknya, kesetaraan ini tidak selalu mudah dicapai karena faktor struktural dan sosial masih menjadi tantangan yang harus diatasi secara bersama.
2. Kebebasan dan Individualisme (Wadah Berkembangnya Inovasi dan Kreativitas)
Amerika dikenal sebagai negara dengan jiwa individualisme yang sangat kuat. Individualisme bukan hanya soal kebebasan untuk melakukan apa yang diinginkan, tapi juga tentang tanggung jawab untuk menentukan hidup sendiri, berinovasi, dan berkontribusi pada masyarakat. Dalam konteks ini, American Creed—sebuah kumpulan nilai yang menekankan kebebasan (liberty), kesetaraan (equality), keadilan (justice), dan tanggung jawab sosial—menjadi pengikat masyarakat yang menghargai kebebasan dan inovasi tetapi juga saling menghormati antarindividu.
Studi menyebut bahwa individu yang berada dalam budaya individualisme Amerika cenderung memiliki mobilitas ekonomi yang lebih tinggi dan mampu mendorong inovasi teknologi dan sosial. Kebebasan bertindak dan berinovasi dimungkinkan karena sistem sosial dan hukum melindungi ruang tersebut.
3. Land of the Free dan Home of the Brave (Simbol Perjuangan dan Nilai Sejati)
Frasa land of the free merujuk pada kenyataan Amerika sebagai tempat di mana kebebasan menjadi hak dasar yang dijaga dan diperjuangkan. Kebebasan ini mencakup kebebasan berbicara, beragama, dan kebebasan dalam menjalankan hidup yang bermartabat tanpa rasa takut akan penindasan. Namun, sejarah mencatat bahwa perjuangan mempertahankan kebebasan ini tidak mudah—dari masa revolusi hingga perjuangan hak sipil, bangsa Amerika menunjukkan keberanian (home of the brave) luar biasa untuk terus mempertahankan nilai tersebut.
Istilah home of the brave bukan hanya mengacu pada keberanian militer, tetapi juga keberanian warga dalam menghadapi perubahan sosial dan mempertahankan hak sipil serta kebebasan pribadi demi masa depan yang lebih baik.
Kesimpulan (Sebuah Perjalanan Kolaboratif Menuju Kebebasan dan Kesuksesan)
Ketiga elemen utama yaitu kesempatan yang setara, kebebasan dan individualisme, serta nilai-nilai yang tercermin dalam land of the free dan home of the brave ini membentuk makna Amerika yang sebenarnya. Amerika bukan hanya tanah impian, tapi juga tanah di mana hak individu dihormati dalam kerangka nilai demokrasi dan inklusivitas.
Makna ini mengingatkan kita bahwa American Dream adalah janji realistik, yang memadukan kerja keras, penghargaan terhadap kebebasan, dan kesempatan yang sama, bukan sekedar mimpi kosong. Meski tantangan sosial dan struktural masih ada, semangat yang melandasi bangsa ini tetap sama: mewujudkan kehidupan yang penuh makna dan kebebasan bagi setiap individu.
Dengan memahami nilai-nilai ini, kita bisa melihat Amerika bukan hanya sebagai sebuah tempat, tapi sebagai cerita hidup yang terus diperbarui dan menjadi inspirasi bagi banyak orang di seluruh dunia.
Artikel ini ditulis oleh Ester Helena E. B.
Referensi:
1. Mianani, Sindhy. (2021). Problematization of Subaltern Groups and the American Dream in Julie Otsuka’s Novel The Buddha in the Attic. Lakon: Jurnal Kajian Sastra dan Budaya 10, no. 1 (2021). https://e-journal.unair.ac.id/LAKON/article/download/29773/15531/117145
2. Hermawanto, Ariesani dan Melaty Anggraini. (2020). Nilai-nilai American Creed: Studi Mengenai Sistem Kepercayaan Bangsa Majemuk Amerika. Paradigma: Jurnal Masalah Sosial, Politik, dan Kebijakan 24, no. 1 (2020). https://jurnal.upnyk.ac.id/index.php/paradigma/article/download/5023/3644
3. Assiddiqi, Hasbi dan C. Soebakdi Soemanto. (2011). American Individualism in Adventure Stories: An Analysis of Twain's The Adventures of Tom Sawyer and Riordan's Percy Jackson and the Lightning Thief. https://etd.repository.ugm.ac.id/penelitian/detail/52706
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI