Mohon tunggu...
Erwindya Adistiana
Erwindya Adistiana Mohon Tunggu... Wiraswasta - Learning by Experience

Penulis pemula yang tertarik pada hal-hal seperti sejarah, militer, politik dan yang lain-lannya

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Membaca Krisis Ukraina dari Beberapa Poin Permasalahan

11 Maret 2022   16:07 Diperbarui: 12 Maret 2022   17:45 1936
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Presiden Ukraine Viktor Yanukovych | Sumber Gambar: belsat.eu

N.A.T.O. memang kebanyakan beranggotakan antara lain Amerika Serikat dan negara-negara sekutu Amerika Serikat, seperti Inggris, Perancis, Canada, Italia dll. Pada tahun 1955 Jerman Barat secara resmi bergabung dengan N.A.T.O. dan Uni Soviet beserta negara sekutu-sekutunya seperti Czechoslovakia, Romania, Jerman Timur dll pun pada akhirnya juga ikut mendirikan organisasi pakta pertahanan yang juga merupakan saingan N.A.T.O., yaitu Warsaw Treaty Organization atau yang biasa dikenal dengan Warsaw Pact atau Pakta Warsawa. Namun setelah runtuhnya Uni Soviet pada tahun 1991, Pakta Warsawa pun juga ikut dibubarkan.

Setelah runtuhnya Uni Soviet dan bubarnya Pakta Warsawa inilah negara-negara yang dahulunya bagian dari Uni Soviet dan juga negara-negara sekutu Uni Soviet yang juga merupakan anggota Warsaw Pact pada akhirnya memutuskan untuk bergabung dengan N.A.T.O. 

Bahkan bisa dikatakan seluruh negara mantan anggota Warsaw Pact sekarang bergabung dengan aliansi N.A.T.O., seperti Rumania, Albania, Bulgaria, Republik Ceko, Slovakia, Hungary dan Polandia. Sebenarnya alasan terkuat mereka bergabung dengan N.A.T.O. adalah dalam rangka mengekspansi pertahanan mereka dari ancaman-ancaman mendatang. Negara-negara tersebut lebih memilih untuk bergabung dengan N.A.T.O. daripada mengeluarkan dana yang lebih besar untuk membeli alutista, jika sewaktu-waktu negara mereka dalam bahaya karena serangan dari negara lain, maka para negara-negara aliansi N.A.T.O. akan turut serta membantu mereka sesama anggota N.A.T.O. dari ancaman tersebut.

Menhan AS Donald Rumsfeld dan Menhan Ukraine Anatoliy Gritsenko dan Sekjen N.A.T.O. Scheffer di Konfrensi N.A.T.O. - Ukraine | Sumber Gambar: nato.int
Menhan AS Donald Rumsfeld dan Menhan Ukraine Anatoliy Gritsenko dan Sekjen N.A.T.O. Scheffer di Konfrensi N.A.T.O. - Ukraine | Sumber Gambar: nato.int

Ukraine juga menjadi salah satu negara pecahan dari Uni Soviet yang berkeinginan untuk bergabung dengan N.A.T.O. Sejak tahun 1992 Ukraine memang sudah menjalin hubungan kerjasama dengan N.A.T.O. dan pada tahun 2008 Ukraine mulai mengajukan untuk keanggotan N.A.T.O. Namun sayang sepertinya keinginan Ukraine untuk bergabung dengan N.A.T.O. itu tidak disambut dengan baik oleh Russia. Russia melihat bergabungnya Ukraine dengan N.A.T.O. menjadi sebuah ancaman yang dapat memudarkan kejayaan Russia. 

Hal ini dikarenakan Putin melihat jika satu persatu negara pecahan Uni Soviet bergabung dengan N.A.T.O. maka itu adalah tanda jika Russia sudah tidak berjaya lagi seperti pada masa Uni Soviet, apalagi semua negara bekas anggota Warsaw Pact sudah bergabung semua dengan N.A.T.O. dan juga melihat banyaknya kepentingan Russia di Ukraine. Russia juga sepertinya tidak ingin Ukraine dijadikan basis bagi pasukan-pasukan negara-negara aliansi N.A.T.O., yang mana sebagian besar dulu adalah musuh-musuh utama Uni Soviet. Maka dari itu Russia terus mencoba segala cara agar Ukraine tidak bergabung dengan N.A.T.O.

Pada masa kepresidenan Viktor Yanukovych yang merupakan sekutu terdekat Russia dan Putin, Yanukovych sepertinya juga tidak menseriuskan keinginan Ukraine untuk bergabung dengan N.A.T.O. Yanukovych yang kemungkinan besar atas perintah dari Putin juga terus berusaha agar Ukraine semakin menjauh dari hubungannya dengan N.A.T.O. Yanukovych bahkan juga mengatakan bahwa Ukraine adalah negara Eropa yang non-blok dan tidak memihak sana sini, walaupun memang pada masa pemerintahan Yanukovych, Ukraine memang lebih condong dekat dengan Russia.

Presiden Ukraine Volodymyr Zelenskyy dan Sekjen N.A.T.O. Jens Stoltenberg pada saat Konferensi N.A.T.O. - Ukraine | Sumber Gamber: nato.int
Presiden Ukraine Volodymyr Zelenskyy dan Sekjen N.A.T.O. Jens Stoltenberg pada saat Konferensi N.A.T.O. - Ukraine | Sumber Gamber: nato.int

Setelah Yanukovych lengser dari kursi kepresidenan Ukraine, Presiden Ukraine yang menggantikan Yanukovych, yaitu Petro Poroshenko justru mengembalikan keinginan agar Ukraine bergabung N.A.T.O. Poroshenko menekankan akan pentingnya aliansi dengan N.A.T.O. guna mengamankan kedaulatan Ukraine jika terjadi ancaman yang lebih besar dari negara-negara lainnya, terutama ancaman dari Russia. 

Pada tahun terakhir kepresidenan Petro Poroshenko di tahun 2019, parliament Ukraine mengadakan voting dengan hasil 334 dari 385 yang menyetujui untuk Ukraine bergabung dengan N.A.T.O. Setelah naiknya Volodymyr Zelensky ke kursi kepresidenan Ukraine pada tahun 20 Mei 2019, Zelensky juga terus menggenjot agar Ukraine bergabung dengan N.A.T.O.

Tetapi sayangnya Russia terus mengupayakan segala cara agar Ukraine tidak bergabung dengan N.A.T.O. hingga pada akhirnya pada 24 Februari 2022, Russia melancarkan serangannya terhadap Ukraine. Tetapi invasi Russia terhadap Ukraine ini justru semakin menguatkan niat Ukraine untuk bergabung dengan N.A.T.O. dan juga Uni Eropa.

Sumber daya alam Ukraine dan Jalur Pipa Gas Russia 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun