Mohon tunggu...
Erwin Erviana
Erwin Erviana Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Kerja dalam Pandangan Islam

25 Februari 2017   16:01 Diperbarui: 25 Februari 2017   16:38 6834
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Artinya: “Dan sebagian rahmat-Nya, Dia jadikan untuk kamu malam dan siang supaya kamu beristirahat padanya dan supaya kamu mencari sebagian dari karunia-Nya dan agar kamu bersyukur.”

Sudah jelas dari tafsir ayat ini bahwa Allah menciptakan adanya siang dan malam agar kira bisa mencari sebagian karunia-Nya pada siang hari dan beristirahat pada malam harinya. Semua ini adalah karunia Allah kepada hamba-hamba-Nya agar mereka mengetahui kekuasaan-Nya dan dengan itu semua mereka akan selalu bersyukur yang tiada henti kepada-Nya.

Selain itu, dalam Al-Qur’an juga terpapar tentang menghormati kewajiban yang 5 yaitu sholat wajib 5 waktu termasuk juga sholat jum’at bagi laki-laki bahkan ketika sedang bekerja sekalipun. Dalam surah Al-Jumu’ah ayat 10 yang berbunyi:

فَإِذَا قُضِيَتِ الصَّلَاةُ فَانْتَشِرُوا فِي الْأَرْضِ وَابْتَغُوا مِنْ فَضْلِ اللَّهِ وَاذْكُرُوا اللَّهَ كَثِيرًا لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ

Artinya:”Apabila telah ditunaikan shalat (jum’at) itu, maka silahkanlah kamu bertebaran di muka bumi ini; dan carilah karunia Allah serta ingat/sebutlah asma Allah itu sebanyak-banyaknya, supaya kamu beruntung.”

Dalam tafsir globalnya, sesibuk apapun orang yang beriman di hari jum’at karena melakukan suatu aktivitas apapun termasuk bekerja, ketika adzan jum’at dikumandangkan, maka mereka haruslah cepat menghentikan segala aktivitasnya tersebut dan bersegera menunaikan ibadah shalat jum’at secara berjamaah. Seusai melaksanakan sholat jum’at, kemudian dipersilahkan kembali melaksanakan aktivitasnya sebagaimana dilakukan sebelum masuk waktu shalat jum’at.[4] Kecuali ada halangan yang mendesak, seperti menjaga keamanan yang sedang berlangsung dan apabila di tinggalkan akan mendapatkan kerugian yang sangat besar.

Islam selalu memberi kebebasan kepada pemeluknya untuk berusaha, selama itu semua tetap berada pada jalur halan dan tidak pada hal-hal yang diharamkan oleh Allah. Didunia ini semua terjadi berdasarkan hubungan interaksi baik secara horizontal maupun vertikal. Tersirat dalam Al-Qur’an surah An-Najm ayat 39 yang berbunyi:

وَأَنْ لَيْسَ لِلْإِنْسَانِ إِلَّا مَا سَعَىٰ

Artinya:”Dan bahwa manusia hanya memperoleh apa yang telah diusahakannya.”

Dalam buku Tafsir Al-Mishbah karangan M. Quraish Shihab dijelaskan bahwa Allah tidak akan melenyapkan usaha hamba-nya baik usaha yang baik maupun yang buruk. Namun, itu semua kelak akan diperlihatkan kepadanya dan diberikannya balasan itu dengan balasan yang sempurna.[5] Begitu juga dalam bekerja apabila manusia melakukan pekerjaannya dengan amanah dan bersungguh-sungguh, maka mereka akan mendapatkan gaji yang setimpal dengan apa yang telah dikerjakannya.

Dengan begitu pulu kita terhadap Allah sang pemberi rizki, setelah kita menerima semua nikmat yang telah diberikan-Nya, kita tidak akan pernah lupa untuk selalu bersyukur atas nikmat tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun