Mohon tunggu...
Ervipi
Ervipi Mohon Tunggu... -

bercerita dengan gambar

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

(Cerita Misteri) Nenek Ember #Part 2

19 Februari 2015   07:06 Diperbarui: 17 Juni 2015   10:54 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Cerita sebelumnya di SINI

“BRUK..BRUK…!!!!”

Sunu terperanjat kaget, melihat pintu itu seperti didobrak dari dalam ruang garasi. Tanpa berfikir panjang ia langsung lari pontang-panting menuju kamar tidurnya. Hampir saja ia menabrak guci antik yang berada di depannya. Begitu sampai di depan pintu kamar tidur, tanpa menoleh ke belakang lagi, ia langsung masuk dan menutup pintu kamarnya rapat-rapat. Tapi pandangan matanya sempat tertuju pada gagang pintu di ruang keluarga yang bergerak-gerak dengan sendirinya. "Hiiii...," membuat Sunu bergidik ngeri saat melihatnya.

Disandarkannya tubuhnya di balik pintu kamar tidur yang sudah dikuncinya itu dengan nafasnya yang tersengal-sengal dan jantungnya yang berdegup sangat kencang. Lalu dengan buru-buru diambilnya hape yang ada di atas meja kecil di samping ranjang. Ia bermaksud menelpon Ali, temannya, tapi sial pulsanya habis. Mengetahui ia tak bisa meminta pertolongan siapa-siapa lagi, ia pun hanya bisa pasrah. Yang ia lakukan kemudian hanyalah meringkuk di atas kasur dan menyembunyikan dirinya dibalik selimut tebal. Tak henti-hentinya bibirnya bergerak memanjatkan doa. Memohon pertolongan pada Sang Pencipta agar gangguan itu segera berlalu. Sesaat suasana menjadi sunyi senyap. Tidak ada lagi suara ketukan maupun gedoran yang berasal dari pintu yang mencurigakan tersebut. Tapi Sunu tetap tak berani mengeluarkan kepalanya dari balik selimut, karena ia masih merasa sangat ketakutan.

Beberapa menit kemudian, sayup-sayup ia mendengar suara cekikikan seorang nenek. Suara itu terdengar sangat dekat, seperti berasal dari balik pintu kamar tidurnya.

"Qiqiqiqiqi....."


Sontak tubuh Sunu bergetar saking kagetnya. Membuat ia semakin mengencangkan doanya. Dan tiba-tiba saja suara itu menghilang. Lama-lama Sunu pun mulai merasa tenang, karena suara-suara mencurigakan di rumahnya sudah tak terdengar lagi. Tapi bibirnya masih terus bergerak-gerak, sampai akhirnya ia pun tertidur dengan pulasnya.

"Kukuruyukkk....!!"

Suara ayam jago berkokok terdengar bersahut-sahutan, menandakan hari sudah pagi. Sunu mulai memberanikan diri mengecek keadaan dalam rumah. Dengan perasaan deg-degan, dihampirinya pintu ruang keluarga yang menghubungkan dengan ruang garasi. Ditariknya gagang pintu itu dengan pelan-pelan, bermaksud membukanya. Ternyata tak bisa, karena pintu masih dalam keadaan terkunci. Dan ia pun menarik nafas lega. Untung pintunya terkunci, kalo tidak, tentu nyawaku bisa terancam nih, kata Sunu dalam hati. Tapi ia masih tak berani membuka kunci pintunya, takut hal-hal tak diinginkan akan menimpanya.

Tiba-tiba hapenya berbunyi, tanda ada panggilan masuk. Dengan muka ceria, dihampirinya hape itu dan diangkatnya.

"Aku sekarang ke tempatmu ya bro. Mau mengerjakan tugas.." kata Ali singkat. Sepertinya pulsanya mepet.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun