Mohon tunggu...
Erusnadi
Erusnadi Mohon Tunggu... Time Wait For No One

"Sepanjang sungai/kali masih coklat atau hitam warnanya maka selama itu pula eksistensi pungli, korupsi dan manipulasi tetap bergairah "

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Siapa sangka

9 Oktober 2025   19:15 Diperbarui: 9 Oktober 2025   19:15 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kalau saja angin yang berbisik lewat embusan lembutnya didengar awal, maka tiada prahara yang datang
Tapi sayang bisikan angin itu seringkali diabaikan
Sedetik lamanya padahal
Karena dinegasikan bisikan angin tadi menjelma perlahan menjadi gemuruh topan yang menghancurkan segala
Kelembutan pun berubah sangar
Sepoi-sepoinya ternyata menyimpan amarah yang bisa saja datang tiba-tiba
Siapa sangka
Rupanya semua itu ada dalam diri manusia yang bernyawa yang ada di sekitar kita
Entah mereka, pria maupun wanita
Waria? Sungguh tiada bedanya

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun