Mohon tunggu...
Erusnadi
Erusnadi Mohon Tunggu... Freelancer - Time Wait For No One

"Sepanjang sungai/kali masih coklat atau hitam warnanya maka selama itu pula eksistensi pungli, korupsi dan manipulasi tetap bergairah "

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Makan Siang

19 Desember 2022   17:28 Diperbarui: 19 Desember 2022   17:45 208
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Hari ini pesan apa Pak?"

"Nasi, ayam goreng, kerupuk, terong balado, dan sambal juga paru."

"Minumnya Pak?"

"Tidak usah."

"Buahnya, Pak?"

"Masih ada."

Seorang kolega tahanan itu menawarkan untuk makan siang hari ini. Hari ini berbeda dari hari sebelumnya, atau bulan sebelumnya juga tahun. Hari ini genap tahun ketiga ia ada di rumah tahanan.

Rumah tahanan dan penjara ini dari luar tampak sangat angker dengan dinding tebal dan jeruji kawat tajam berjajar di atasnya dengan angkuh.

Di bilik kamar tahanan yang konon bertarif mahal itu ia berbaring memikirkan nasibnya yang tak kunjung bisa terselesaikan. Padahal janji tiap tahun untuk peroleh remisi bakal diterimanya.

Faktanya vonis 12 tahun penjara sudah seperempat tahun ia jalani bulat-bulat. Artinya sekitar 1095 hari ia habiskan waktunya mondar mandir di rumah kredit barunya ini.

Seringkali ia tanyakan pada sipir atau kepala penjara. Tapi jawabnya selalu sama, "remisi untuk koruptor sudah ditiadakan."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun