Mohon tunggu...
Erusnadi
Erusnadi Mohon Tunggu... Freelancer - Time Wait For No One

"Sepanjang sungai/kali masih coklat atau hitam warnanya maka selama itu pula eksistensi pungli, korupsi dan manipulasi tetap bergairah "

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Senandung Rindu

9 November 2022   08:08 Diperbarui: 9 November 2022   08:15 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Burung rawa itu selalu bersenandung dihening pagi dari tepi danau

Gadis itu pun terbangun dan tersenyum

Dari jendela kaca ia lhat burung rawa itu mengepakkan sayap

Tanda menyapa selamat pagi untuknya

Kini burung rawa itu pergi entah kemana

Tiada lagi senandung merdu khasnya memecah keheningan pagi

Karena berganti deru mesin perahu yang datang mengunjungi gadis ini setiap pagi

Dari seorang lelaki yang telah menjadi kekasih gadis ini

Hari berganti bulan, dan tahun

Pasangan kekasih ini dibelai manja desir angin yang datang dari dua musim

Tiada pernah masuk angin

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun