Kaum kusam tau
Jabatan itu amanah bagi orang yang telah dipilih rakyat dengan sumpah
Karenanya pejabat yang amanah itu sibuk bekerja di tengah warga kelas atas, menengah, dan masyarakat bawah
Mereka berbagi dan berbaur agar jabatan yang dipikulnya menjadi berkah
Pejabat semacam ini fokus mencatat, mendata, merencanakan, merealisasikan, mengevaluasi, lalu kembali melaksanakan program yang menjadi prioritasnya. Begitu terus menerus selama jabatan yang diterima dipandang sebagai amanah selama kurun waktu tertentu
Kaum kusam juga tau
Ada pejabat yang cuma datang, duduk, bicara, lalu pulang, lalu esoknya datang lagi, duduk lagi, bicara lagi, pulang, kemudian habis bulan gajian. Begitu seterusnya tiada pernah bosan sampai pensiun
Suatu ketika datang bencana
Wabah, banjir, longsor, gempa bumi, gunung meletus, kecelakaan pesawat, dan korban, serta pengungsi di mana-mana
Kaum kusam memberikan simpati, empati, tenaga, pikiran, dan dana ala kadarnya untuk meringankan
Pejabat amanah yang memiliki kuasa tanggap, lalu bertindak segera membangkitkan semangat korban, kemudian mencari tau sebab musabab, selanjutnya  memberikan bantuan, dan merenovasi, membangun kembali kelak semua yang rusak akibat bencana alam tersebut
Sementara kaum kusam juga tau
Ada pejabat yang bicara semaunya, dan jauh dari harapan rakyat. Mereka tidak menyiarkan semangat untuk bangkit, mereka tidak bicara agar massanya terjun bahu membahu membantu, mereka sibuk nyinyir, menyindir, dan balik badan menepir untuk mencari siasat yang menguntungkan demi kepentingan politiknya sesaat
Wajah-wajah, dan tampang-tampang penuh siasat itu masih keluyuran di media massa. Media massa yang senang memberitakan dua sisi pemberitaan atas nama keseimbangan informasi, dan demokrasi
Lalu kaum kusam bertanya, "untuk apa siasat itu?Untuk apa oposisi yang hanya sebatas bicara saja?Untuk apa??
Ayo dong tinggalkan ngebacot tiada guna itu. Begerak serentak ke tiap sudut negeri mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan bencana susulan datang kembali
Namun akhirnya sia-sia juga. Suara kaum kusam sejatinya telah hilang ditelan oleh gelombang siasat dari orang-orang yang tidak sabar untuk berkuasa di negeri yang potensi bencananya tinggi
"Apa daya?"tanya kaum kusam lagi perih
Â