Mohon tunggu...
Erusnadi
Erusnadi Mohon Tunggu... Freelancer - Time Wait For No One

"Sepanjang sungai/kali masih coklat atau hitam warnanya maka selama itu pula eksistensi pungli, korupsi dan manipulasi tetap bergairah "

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Pengemis Komat yang Pura-pura Buntung

4 Agustus 2020   15:40 Diperbarui: 6 Agustus 2020   09:42 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Komat mau tidak mau berdiri dengan tongkatnya. Orang-orang selintas memperhatikan. Barangkali ada inspeksi dadakan, atau operasi senyap yang hanya mereka berdua yang tahu.  Tapi rupanya lelaki ini sewot sungguhan usai Komat berdiri menyangga tongkatnya, dan ia teliti ada yang janggal.

"Pantas aja sepi! Bulan kemarin kaki kiri yang dilipat, kenapa sekarang mesti diganti yang kanan?!"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun