Mohon tunggu...
ERRY YULIA SIAHAAN
ERRY YULIA SIAHAAN Mohon Tunggu... Penulis, guru, penikmat musik dan sastra

Menyukai musik dan sastra.

Selanjutnya

Tutup

Film

Hari Film Nasional: Bongkar Arsip Lacak Kuburan buat Ratna Asmara Sutradara Perempuan Pertama

29 Maret 2025   20:12 Diperbarui: 29 Maret 2025   20:22 173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Komunitas Komik Kompasiana bersama srikandi-srikandi Kelas Liarsip usai  Muspen Talk "Behind the Lens: Ratna Asmara, Sutradara Perempuan Pertama" di TMII Jakarta. (Sumber: Kolase oleh Erry Yulia Siahaan/Dokumentasi Komik Kompasiana)

"Perkuat database," tandas Umi Lestari merespon pertanyaan salah seorang siswa.

Kepala Muspen Abdullan melalui stafnya menyampaikan, kegiatan tersebut merupakan bukti pengakuan Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) bahwa film adalah bagian penting dalam sejarah penyebaran indoemasi di Indonesia. Komdigi peduli untuk mengangkat nilai-nilai inspiratif dari masa lalu untuk lebih memotivasi dan membekali generasi muda dalam berkiprah dan berkarya di dunia perfilman.

Film dokumenter tentang Ratna Asmara memuat proses digitalisasi film
Film dokumenter tentang Ratna Asmara memuat proses digitalisasi film "Dr. Samsi" dan berbagai kendala atau kesulitan yang dihadapi. (Sumber: Instagram Museum Penerangan TMII)

Aktris dan Sutradara

Ratna Asmara memulai karirnya di dunia pertfilman sebagai aktris sandiwara. Nama Suratna berganti menjadi Ratna Asmara setelah menikah dengan Andjar Asmara, sutradara dan pemain film.

Ratna dan Andjar Asmara pada awal 1930-an tergabung pada kelompok sandiwara Dardanella. Pada grup ini Ratna membuktikan kemampuannya bernyanyi.

Amelia dari Komik Kompasiana menjadi penanya pertama pada Muspen Talk
Amelia dari Komik Kompasiana menjadi penanya pertama pada Muspen Talk "Behind the Lens: Ratna Asmara, Sutradara Perempuan Pertama" di TMII Jakarta. (Sumber: Instagram Museum Penerangan TMII)

Pada akhir 1930-an, Ratna Asmara masuk kelompok Bolero pimpinan Andjar Asmara. Pada 1940, dia membintangi film Kartinah garapan suaminya, yang bercerita mengenai cinta seorang suster dengan bosnya.

Ratna Asmara juga bermain dalam film-film suaminya yang lain, seperti Noesa Penida tentang romansa di Bali) dan Ratna Moetoe Manikam mengenai kisah cinta antara tiga dewi dan satu manusia. Pada 1948, di mana Indonesia baru merdeka, Ratna Asmara membintangi Djauh di Mata.

Ratna Asmara tampil sebagai sutradara dengan menggarap film pertamanya yang berjudul "Sedap Malam" pada 1950. Ini atas permintaan Djamaluddin Malik - produser yang kemudian dikenal sebagai Bapak Industri Film Indonesia dan penggagas Festival Film Indonesia - untuk perusahaan Persari.

Film itulah yang kemudian menjadi dasar pengakuan bahwa Ratna Asmara adalah sutradara perempuan pertama di Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun