Kelas Liarsip tentu saja menyambut positif inisiasi Muspen TMII untuk mengadakan ruang edukasi tersebut. Kaum muda perlu mengenal sejarah dan peranan perfilman, termasuk peran perempuan dan nama-nama yang menjadi pelopor di masanya.
Ersya Ruswandono dan Umi Lestari menegaskan, Ratna Asmara adalah tokoh legendaris perfilman Indonesia yang pantas disuarakan dan dikenal luas atas kiprah dan karya-karya memajukan dunia sinematika Indonesia.
Film dokumenter tentang Ratna Asmara memperlihatkan betapa sulitnya penelusuran dokumen untuk mengungkap lebih banyak tentang sosok Ratna Asmara.
Bahkan, mereka sampai menjejaki kuburan Ratna Asmara yang kabarnya ada di Blok P Kebayoran Baru, tetapi nihil. Ada masa di mana pemakaman harus dibongkar dan dipindahkan ke tempat lain. Tentu saja dengan pendataan ulang.
"Mungkin tidak ada keluarga yang mengurus, sehingga makam Ratna Asmara masih tetap di sana," ujar Ersya merujuk lahan kuburan yang kini di atasnya sudah menjadi tempat berdirinya kantor administrasi pemerintahan di  Jakarta Selatan.
Peneliti juga menelusuri kemungkinan bisa berkontak dengan keluarga besar, termasuk keturunan dari Ratna Asmara. Hal ini masih dilakukan, demi kelengkapan data tentang sosok historis Indonesia itu.
Kesulitan lain adalah ketika memroses arsip film karya Ratna Asmara, yang kondisinya amat memprihatinkan. Dengan tahapan panjang, serius, dan menuntut kehati-hatian, periset berusaha menyelamatkan film sutradara perempuan itu sampai tahap digitalisasi.
"Ya, pemerintah dan kita semua, perlu lebih peduli soal pentingnya kearsipan," tegas Umi Lestari menjawab Kompasiana usai Muspen Talk. Kearsipan harus ditangani serius. Sebab, melalui karya-karya itulah kita bisa berbicara banyak dan memahami sejarah dari masa ke masa.
Kedua pembicara - yang saat itu ditemani oleh Julita Pratiwi (satu lagi srikandi Kelas Liarsip) - mengingatkan pentingnya membuka pintu seluas-luasnya bagi generasi muda, khususnya mereka yang masuk peminatan film, buat belajar, mengetahui, mengenal, memahami pentingnya pengarsipan dalam menjaga warisan budaya sinema.