Mohon tunggu...
Erny Kusumawaty
Erny Kusumawaty Mohon Tunggu... Wiraswasta - Blogger

Suka menulis keindahan alam Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Tentang Cangkir Laras, Kedai yang Sarat Makna

14 Juni 2023   00:00 Diperbarui: 14 Juni 2023   00:18 230
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cuaca di Malang belakangan ini kalau malam hingga pagi hari terasa duingin. Rasanya nikmat banget bila dihangatkan dengan secangkir kopi ataupun minum Rempah Nusantara yang tersedia di  Kedai Cangkir Laras. Alhasil tubuh bakal bebas dari menggigil. Hehe...


Begitu diseduh oleh pemilik kedai Sawir Wirastho, aroma kopi dan minuman rempah, menguar saat terhidang di meja kayu sederhana. Begitulah, saya jadi tergelitik untuk segera menyeruput keduanya. Menggoda sekali.

Tentang Kedai Cangkir Laras

Beberapa waktu lalu saya dan rekan-rekan Bolang menyambangi kedai yang berlokasi di Jalan Magelang no 11 Malang. Tempatnya tak jauh dari pintu gerbang Universitas Negeri Malang. Pasti kedai ini jadi jujugan para mahasiswa, pikirku. Tapi memang betul sih.

Keistimewaan dari Kedai Cangkir Laras ini banyak lho. Selain lokasinya strategis, juga fasilitas yang ada di dalamnya membuat orang penasaran. Salah duanya ada perpustakaan mini di sudut ruangan yang luasnya kurang lebih 5x10 meter. Juga banyak lukisan-lukisan yang terpajang, hasil terampil pemilik kedai. Keren kan ya...?

Sumber: Erny
Sumber: Erny

Hal lain yang membuat pengunjung tertarik -- yang utama ya karena menu kedai. Selain ada macam-macam minuman (terutama kopi), minuman rempah Nusantara juga ada yang menggelitik penuh rasa penasaran yaitu menu soto yang dibandrol harga Rp 6.000. Hari gini gitu lho masih ada harga makanan yang terjangkau banget. Ada pula lontong sayur cuma Rp 8.000 

Sumber: Erny
Sumber: Erny

Sambil ngobrol saya-pun meminum Rempah Nusantara. Di dalam gelas tersembul aneka macam rempah antara lain secang, jahe, daun jeruk, sereh dll yang diguyur air panas plus gula Jawa. Rasanya khas dan membuat badan jadi hangat, cocok mengusir hawa dingin yang menggigit.


Ada juga minuman Kopi Genit yang terbuat dari fermentasi kulit kopi di-mix dengan bahan tertentu agar menciptakan cita rasa yang khas. Aku juga mencicip Kopi Genit yang dipesan oleh yang lainnya. Ternyata kopinya  rasanya ada asamnya.

Menurut owner #cangkirlaras Mas Sawir, Kopi Genit aman untuk penderita jantung dan pencernaan. Penasaran dengan dua minuman yang tersebut di atas? Bisalah teman-teman merapat di kedai ini.

Cangkir Laras dan Maknanya

Sepintas kalau mendengar kata Cangkir Laras pasti orang bergumam seperti saya, dari bahasa mana dan apa maknanya? 

Dalam "dolan tapi ora dolanan" bareng rekan Bolang Kompasiana,  kali ini selain untuk silaturahim juga kopdar tipis-tipis. Tahu kan sejak pandemi merangsek Indonesia, aktivitas semua hampir mandeg. Jadi ke Kedai Cangkir Laras jadi ajang temu kami dengan  ownernya, yang seorang seniman dan juga enterpreneur plus kompasianer. Wah lengkap ya...

Malam itu Sawir sharing seputar pengalamannya jungkir balik dalam mengembangkan usahanya. Sebelum memiliki kedai ini, menurutnya, pernah jualan kopi dengan Vespa keliling. Hingga akhirnya bisa menancap pada titik sekarang. Seniman yang kini dikenal sebagai pelukis kopi pun mengurai filosofi nama kedainya yang "njawani" banget.

Dijelaskan, dalam hidup sebaiknya apa yang kita pikirkan dan yang kita omongkan, harus sesuai dengan tindakan (positif). Dari konotasi Cangkir Laras: dicancang, dipikir agar (se) laras. Wow dalem banget ya maknanya...

Filosofi dari nama kedainya itu membuat Sawir menerapkan nilai-nilainya dalam kehidupan sehari-harinya. Hingga hidupnya banyak dihabiskan untuk  kegiatan sosial sampai sekarang -- meski sibuk mengurusi kedai, tetap dijalankannya.


Tanpa terasa waktu semakin larut hingga tetes penghabisan Rempah Nusantara yang saya teguk. Oya kami juga mencicip Soto dan Lontong Sayur, menu penarik pengunjung. Harganya bersahabat banget sesuai kantong mahasiswa.

Sumber: Erny
Sumber: Erny

 "Rasanya muantepp", kata salah satu dari kami. Dan itu memang kenyataannya.

Akhirnya kami semua pamit pulang. Sawir pemilik kedai yang juga dikenal sebagai pelukis kopi mengantarkan sampai teras kedai.  Banyak pencerahan yang saya dapatkan dari pelukis yang pernah diundang Dedy Corbuzier dalam acara Hitam Putih. Sukses terus! 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun