Mohon tunggu...
Ernia Inka Agustin_24107030109
Ernia Inka Agustin_24107030109 Mohon Tunggu... Difabel tunarungu

Mahasiswi Ilmu komunikasi UIN Sunan kalijaga

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal

Keceriaan Dan Kemacetan Di Pasar Malam Jimbung Usai Idul Fitri

11 April 2025   13:02 Diperbarui: 11 April 2025   13:02 172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Wahana bianglala dan permainan anak-anak meramaikan pasar malam Jimbung yang penuh cahaya dan pengunjung.

Pasar malam Jimbung telah menjadi agenda tahunan yang selalu diadakan setelah Lebaran. Tidak hanya sebagai tempat hiburan, acara ini juga menjadi ruang ekonomi bagi pelaku usaha kecil, pedagang kaki lima, dan pelaku seni lokal. Pihak pemerintah desa dan panitia penyelenggara mengungkapkan bahwa kegiatan ini turut memberikan dampak positif pada perekonomian masyarakat sekitar.

Menurut Ketua Panitia Pasar Malam Jimbung, Sigit Prasetyo, acara tahun ini dimulai pada 2 April 2025 dan rencananya akan berlangsung selama dua pekan. Ia menyebutkan bahwa setidaknya terdapat lebih dari 70 stan dan wahana yang berpartisipasi, serta rata-rata pengunjung mencapai 3.000 orang per malam.

"Kami sengaja menyelenggarakan pasar malam ini setelah Lebaran agar bisa jadi hiburan untuk masyarakat sekaligus membantu UMKM lokal. Meski tantangannya adalah pengaturan lalu lintas dan kebersihan, kami bekerja sama dengan karang taruna dan pihak desa untuk mengatasinya," ungkap Sigit.

Bagi sebagian warga, pasar malam bukan hanya sekadar tempat hiburan, melainkan juga ajang berkumpul dan bersilaturahmi setelah merayakan Idulfitri. Banyak keluarga yang memanfaatkan momen ini untuk bertemu sanak saudara dan menghabiskan waktu bersama di tengah suasana yang meriah.

"Saya bertemu teman lama di sini, padahal sudah bertahun-tahun tidak jumpa. Ternyata sama-sama datang ke pasar malam ini. Rasanya seperti reuni kecil," tutur Lestari (29), warga asal Jogonalan.

Pasar malam juga menjadi ruang ekspresi sosial bagi anak muda. Mereka saling berkumpul, mengabadikan momen, bahkan sesekali membuat konten video untuk media sosial. Tak jarang, pengunjung mengenakan pakaian terbaik mereka, menjadikan pasar malam layaknya catwalk informal yang memperlihatkan tren fesyen terkini di kalangan remaja lokal.

Meski banyak mendapat apresiasi, sebagian warga berharap agar ke depannya fasilitas pasar malam dapat ditingkatkan. Permasalahan seperti sampah yang berserakan, kurangnya tempat duduk, dan lampu penerangan yang belum merata masih menjadi catatan.

"Kami sangat menikmati suasananya, tapi kalau bisa tempat sampah ditambah, supaya tidak terlalu kotor. Juga semoga ada jalur jalan kaki yang lebih tertata agar pengunjung tidak berdesakan," ujar Arif (38), warga Kalikotes.

Pemerintah desa sendiri mengakui bahwa penyelenggaraan pasar malam merupakan tantangan tersendiri. Namun dengan koordinasi yang baik, mereka optimis kegiatan ini akan terus berkembang menjadi agenda wisata tahunan yang lebih terorganisir.

Pasar malam Jimbung menjadi simbol semangat kebersamaan dan keceriaan masyarakat Klaten pasca-Lebaran. Di tengah kemacetan dan keramaian, tersimpan nilai sosial dan ekonomi yang menghidupkan desa, sekaligus menjadi ruang alternatif hiburan rakyat yang murah, meriah, dan penuh warna.

Selama pasar malam ini berlangsung, Desa Jimbung tidak hanya menjadi titik kumpul warga, melainkan juga menjadi panggung kecil yang menggambarkan dinamika masyarakat yang guyub dan penuh semangat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun