Mohon tunggu...
sri erni johan
sri erni johan Mohon Tunggu... -

i am a housewife, have two amazing child, love to cooking and reading books.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Membeli Waktu dan Kesempatan

20 Oktober 2014   04:49 Diperbarui: 17 Juni 2015   20:26 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Suatu siang, salah satu teman bertandang ke rumah. Kami terlibat dalam berbagai topik pembicaraan, dan salah satunya adalah mengenai rencana liburan akhir tahun keluarga kami, bukan rencana yang luar biasa, hanya berlibur seminggu ke rumah mertua. Walau demikian, menghabiskan uang yang tidak sedikit, untuk hitungan keluarga dengan gaji seorang karyawan swasta seperti kami. Empat tiket pesawat pulang pergi Jakarta Solo, di akhir tahun. Belum lagi akomodasi selama di sana, walau jelas kami tidak akan mengeluarkan sepeser uang untuk penginapan. Apa gak sayang uang segitu?, toh nanti lebaran juga ketemu. Saya hanya tersenyum dan membalas, waktu dan kesempatan gak bisa dibeli, nok.*

Saya adalah orang yang ingin membeli waktu dan kesempatan. Sebuah pengalaman mengajari saya perlunya menghargai waktu dan kesempatan yang ada. Tepatnya dua tahun lalu, nenek saya meninggal dunia, saat itu anak bungsu kami masih berusia sebelas bulan, dan suami sedang bertugas ke luar negeri. Saya tidak bisa pulang karena kondisi anak bungsu kami tidak begitu baik, dan rasanya begitu merepotkan membawa dua anak dalam perjalanan Cikarang Semarang. Suami kembali tiga hari sesudahnya, menawarkan pilihan untuk pulang esoknya, saya hanya menjawab yang sudah mati, toh tidak akan bangkit lagi. Dalam hati saya merasakan kesedihan luar biasa, karena tidak hadir di hari-hari terakhir, padahal saudara sudah memperingatkan tanda tanda akan tibanya waktu itu. Saya pun menyesali mengapa lebaran, dua bulan sebelumnya saya tidak pulang, padahal dua bulan sebelum lebaran, saya pulang ke Semarang. Harusnya saya tidak menyia nyiakan waktu dan kesempatan bertemu beliau.

Liburan kali ini adalah gagasan saya, setelah membujuk, merengek dan merajuk, suami mengamini keinginan saya untuk berlibur ke sana. Tidak ada agenda khusus, selain ingin bertemu dengan mama mertua, bersilaturahmi. Anak anak pun akan senang, dan saya pun bisa membayangkan kebahagiaan yang akan kami datangkan pada mama mertua. Mungkin saya di sana tetap akan terjebak rutinitas yang sama, memasak, mencuci, bersih bersih rumah, bahkan menjadi lebih karena rumah mertua lebih besar, dan jumlah anggota kelurga pun lebih dari sekedar kami berempat. Namun saya membayangkan bisa menghabiskan waktu bersama mama mertua dengan duduk mengobrol, pergi ke pasar, memasak bersama dan mungkin naik kereta Prameks gratis Purwosari Jebres, lalu turun lagi di Purwosari, dengan modal uang masuk peron, sesuatu yang kadang kami lakukan saat saya dan suami baru memiliki anak pertama. Saya hanya ingin hal hal kecil yang dahulu pernah menjadi bagian dalam kebersamaan kami, bisa terulang. Walau mungkin itu berarti kami harus merelakan seluruh bonus akhir tahun suami untuk tiket pesawat. Apalah arti uang itu dibanding waktu dan kesempatan kami untuk bisa bertemu dengan mama? Entah sampai kapan Tuhan akan memberi kami waktu. Namun saya selalu berdoa, semoga disaat kesempatan itu datang, kami bisa mengambilnya.

Waktu adalah sesuatu yang apabila berlalu tidak bisa terulang lagi, dan kesempatan terbatas, sekali terlewat, kita sudah kehilangan keduanya. Sekaya apapun, kita tidak bisa membeli waktu yang terlewat. Dan tinggal penyesalan di belakang, tinggal kata andai dulu...,

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun