3. Dekorasi dan Penataan
Sudut kelas dihias secara menarik agar menimbulkan rasa nyaman dan antusiasme siswa. Kami menggunakan karpet, rak buku sederhana, serta hiasan dinding bertema literasi.
4. Keterlibatan Siswa dan Guru
Siswa ikut dalam proses menghias dan merapikan, agar merasa memiliki dan bertanggung jawab terhadap pojok baca. Guru juga kami ajak untuk mengintegrasikan pojok baca dalam kegiatan belajar harian.
Dengan menciptakan pojok baca yang menarik, saya ingin mengubah cara pandang siswa terhadap membaca. Saya ingin mereka melihat membaca bukan sebagai kewajiban atau hukuman, tetapi sebagai kegiatan yang seru, menyenangkan, dan memberi banyak inspirasi.
Pojok baca ini bukan hanya hasil kerja mahasiswa Kukerta, tapi merupakan karya kolaboratif antara sekolah dan masyarakat khususnya lingkungan sekolah dasar.
Dari kegiatan ini saya berharap, budaya literasi ini bisa terus hidup dan berkembang meskipun masa KKN MANDIRI sudah selesai. Karena sejatinya, budaya baca bukan hanya tugas mahasiswa atau guru, tapi tanggung jawab bersama. Transformasi sudut ruang kelas menjadi pojok baca adalah pengalaman berharga. Pengabdian tidak harus dalam bentuk besar atau mewah, tapi bisa hadir dalam bentu kecil yang konsisten dan menyentuh langsung kedalam kehidupan siswa.
Yuk, mulai dari hal kecil. Dari satu buku, satu anak, dan satu pojok baca. Karena perubahan besar selalu berawal dari langkah sederhana.
SALAM LITERASI !
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI