Mohon tunggu...
Ermansyah R. Hindi
Ermansyah R. Hindi Mohon Tunggu... Lainnya - Free Writer, ASN

Bacalah!

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Artikel Utama

Akhir dari Tulisan Tinta dan Permulaan Tulisan Cahaya

3 April 2023   15:33 Diperbarui: 7 April 2023   14:52 1728
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Contoh 'tulisan cahaya' (teks Al-Qur'an) berbasis online, medsos (Sumber gambar: shutterstock via kompas.com)

 Saya tidak tidak meyakini bahwa saya berada di awan. Saya dan Anda senang membaca satu atau juz atau lebih tulisan cahaya (teks Al-Qur'an) dalam sehari.

Seorang pembaca tulisan cahaya berarti sang pemuja yang berpikir bagaimana mencermati taburan cahaya lampu jalan yang dianggap sekejap mata. Tetapi, membaca tulisan cahaya (teks Al-Qur'an) melampaui cahaya di balik lampu berpijar terang?  

Dalam kesadaran diri, cahaya optikal di sekitar kita terseret ke arah tanda ekstase Keilahiaan. 

Efek tubuh yang diciptakannya bersifat temporal, dimana kegelapan dunia masih di titik sensasional. Pikiran mengenai cahaya optikal masih berhubungan dengan tubuh yang ditampilkan dunia indera.

Cahaya yang ada pada tubuh setelah mendahului identitas benda.  Kita telah mengarahkan kilatan tajam dari obyek lain menjadi kilatan-kilatan cahaya yang melebur dalam wihdat al-wujud  (unity  of  existence,  kesatuan  wujud) merupakan substansi wujud Tuhan yang tunggal. Ketika kita menerima sinyal-sinyal sederhana dari kesadaran di balik tulisan cahaya. 

Kita akan kembali ke semangat baru dengan waktu bergerak menembus tapal batas dunia fisik. Suatu peristiwa jiwa sebelum dan setelah tubuh menikmati dirinya sendiri melebihi persepsi indera.

Kita begitu mabuk dalam dunia ide, dimana eksistensinya bisa melebur dengan dunia ide. Menurut jiwa, tubuh yang "berubah" secara temporal, tidak terpisahkan dengan dunia indera, kecuali birahi-intelek sebagai sub kegairahan manusia. 

Memang betul, bahwa tubuh dan birahi berkaitan dengan perasaan dan indera. Seperti juga dunia ide, akal atau ruh, mengenainya begitu suram dan tidak memiliki pengetahuan sejati. 

Karena dengan akal, jiwa atau gairah membaca tulisan cahaya (teks Al-Qur'an) tidak dapat dipahami dengan dunia indera. Substansi tidak lebih dari persoalan tentang pemahaman dunia. Neo Platonik menggambarkan nafsu sebagai bagian dari struktur jiwa di bawah akal dan kehendak.

Tatkala gairah membaca tulisan cahaya merupakan pijaran melalui tubuh yang melekat, bayangan diri berada di ambang batas cahaya lain, dari dunia ide.  Kejahatan nafsu menjelma kebajikan yang hadir dalam dunia. 

Saya tidak bisa berbicara lain, bahwa obyek di luar tubuh ekstase Keilahiaan, hasrat, dan gairah untuk membaca tulisan cahaya (teks Al-Qur'an). 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun