Mohon tunggu...
Ermansyah R. Hindi
Ermansyah R. Hindi Mohon Tunggu... Lainnya - Free Writer, ASN

Bacalah!

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Gairah Datang dari Mesin Tulisan

2 Februari 2023   12:05 Diperbarui: 27 Februari 2024   06:38 224
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gairah muncul melalui mesin tulisan (Sumber gambar: zapier)

Tulisan sederhana ini muncul karena mengingatkanku pada dedengkot pemikiran semiologis- strukturalis Perancis bernama Roland Barthes dengan bukunya, Mythologies.

Saya cuma diam-diam untuk mengusir rasa mager, malas bergerak dengan cara menulis. Sampai tulisan ini dibuat, saya lebih bergairah melalui mesin tulisan bernama komputer, di siang hari.

Kita mulai dari sederet judul buku dan tokoh. Teks Barthes tidak pernah bertemu dengan para penulis beken atau ternama, seperti 'Kronik 65', 'Mengincar Bung Besar', 'Jas Merah', dan 'Orang-orang di Persimpangan Kiri Jalan', Sosok subversif seperti Tan Malaka, D.N. Aidit, Pramoedya Ananta Toer atau sosok intelektual lainnya sekaliber Franz Magnis Suseno dengan karyanya masing-masing. 

Tulisan mereka begitu menantang yang mengalir melebihi percetakan buku. Bedanya, dulu mesin ketik, kini komputer, laptop atau sejenudnya sebagai mesin tulisan. 

Sebelum (dan setelah) tahun 2019, razia alias pelarangan buku berlangsung terutama pada tema-tema Marxisme. 

Buku-buku bertema tersebut masih berserakan di kolom langit. Mungkin, selain ada di toko buku, mungkin juga muncul di rak buku perpustakaan, di kamar kita atau juga di dekat bantal menjadi pengantar tidur kita.

Padahal, di sela-sela waktu perbincangan, saya tidak mengerti apa yang terjadi dalam pikiran yang tertotaliterkan. 

Perhatian itu mulai redup, tatkala saya memikirkan benda-benda atau kata-kata dengan setengah senyap mengambil Mythologies pelan-pelan. Saya menemukan satu bagian tulisan begitu menarik: 'Mitos tentang Aliran Kiri' (Myth on the Left) (1993:145).

Mitos itu tidak berbicara pada debu yang menempel di permukaan kertas buku atau ia tidak menanamkan pengaruhnya melalui aroma buku. 

Kertas dan aroma buku memberi permulaan-permulaan ingatan kembali pada kata-kata, obyek atau benda-benda yang menggairahkan.

Meski "si kutu buku" sudah membaca teks tertulis bertema Marxisme, aroma buku itu masih teringat. Karena itu, 'buku revolusioner non Marxis' menyenangi strategi perangsangan yang tidak terlalu memperhatikan ada atau tidak ada ketidaksadaran teks (Derridian).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun