Mohon tunggu...
Ermansyah R. Hindi
Ermansyah R. Hindi Mohon Tunggu... Lainnya - Free Writer, ASN

Bacalah!

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

A Priori dan Sintesis dalam Pandangan Kant

15 Januari 2023   16:33 Diperbarui: 9 Desember 2023   20:13 1696
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sintesis memiliki dua aspek. Pertama, pemahaman. Dengannya kita menempatkan berjenis-jenis sebagai menempati ruang tertentu dan waktu tertentu. Pemahaman mengantarkan kita pada sesuatu yang 'menghasilkan' bagian-bagian yang berbeda dalam ruang dan waktu yang pasti. Kedua, reproduksi. Kita mereproduksi bagian-bagian sebelumnya ketika kita sampai pada titik berikutnya. (Critique of Pure Reason, A100-101)

Sintesis yang didefinisikan dengan cara ini tidak hanya bergantung pada keanekaragaman seperti yang muncul dalam ruang dan waktu. 

Tetapi juga pada keragaman ruang dan waktu itu sendiri. Memang, tanpa itu, ruang dan waktu tidak akan 'direprensentasi'.

Sintesis ini, baik sebagai penangkapan maupun reproduksi selalu didefinisikan oleh Kant sebagai tindakan imajinasi (act of the imagination). Pertanyaannya, bisakah kita mengatakan dengan penuh akurasi, seperti yang kita lakukan di atas, bahwa sintesis cukup untuk membentuk pengetahuan?

Kenyataannya, pengetahuan menyiratkan dua hal. Yang satu melampaui sintesis itu sendiri. Ia menyiratkan kesadaran, atau lebih tepatnya kepemilikan representasi pada kesadaran tunggal, di mana mereka harus dihubungkannya. Sekarang, sintesis imajinasi diambil dengan sendirinya, sama sekali tidak sadar diri. (Critique of Pure Reason, A78/ B103)

Di sisi lain, pengetahuan menyiratkan relasi yang diperlukan dengan suatu objek. Apa yang merupakan pengetahuan bukan hanya tindakan dimana beragam disintesis, tetapi tindakan yang berjenis-jenis diwakilkan yang berkaitan dengan suatu objek ("ini adalah sebuah meja, ini adalah sebuah apel, ini adalah sebuah benda ini dan itu").

Sebagai representasi, "meja adalah milikku selama ia berkaitan dengan kesatuan kesadaran." Caranya, 'Aku berpikir' bersama dengannya.

Secara umum, meja itu sebagai obyek yang berhubungan 'Aku berpikir' alias kesatuan kesadaran. Ungkapannya datang dari cogito (pikiran). Ia punya tujuan formalnya.

Karena itu, sintesis (nyata) adalah rumusan dari cogito. Aku berpikir diriku sendiri dan dalam pikiran diriku sendiri.

Aku berpikir berarti Aku berhubungan dengan keanekaragaman obyek yang direpresentasi. "Kesatuan 'Aku berpikir' adalah pemahaman itu sendiri." (Critique of Pure Reason, B134fn)

Mengapa pemahaman (bukan imajinasi) yang mengatur? Mengapa ia membuat peraturan alias legaslasi dalam fakultas pengetahuan?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun