Mohon tunggu...
Ermansyah R. Hindi
Ermansyah R. Hindi Mohon Tunggu... Lainnya - Free Writer, ASN

Bacalah!

Selanjutnya

Tutup

Hukum

Ketidakhadiran Lelucon adalah Cermin dari Hebohnya Kehadiran Malapetaka

21 Desember 2022   22:05 Diperbarui: 17 Januari 2024   11:11 248
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi hakim yudisial MA, Edy Wibowo terduga menerima suap (Sumber gambar: kompas.com)

Di belahan dunia Selatan, teror atau kekerasan nyata dan imajiner mampu menciptakan serangan begitu menantang. 

Kekerasan seakan-akan jualan laris dari kelompok garis keras.

Rangkaian peristiwa-peristiwa kelam menyediakan bom waktu serupa bom bunuh diri, yang getarannya tidak bisa menjangkau titik wilayah penularan tele-virus global yang mematikan. Ironi tentang mesin abstrak yang "tidak berbentuk" dan "tidak bertempat," yang menetralisir penderitaan dan kesenangan. 

Sebelum korban berjatuhan dan saling menghancurkan yang tidak terelakkan, maka kawan-kawan menahan ngakak dulu.
 
Kita ingin bilang apa? Sementara, aura kebahagiaan akan berakhir ketika permintaan atas obyek-obyek yang dikonsumsi secara berlimpahruah melalui fantasi kosong. Banyak kisah mendukung fakta di balik fantasi kosong. 

Misalnya, seorang ibu merasa kesal karena belanja online dengan barang-barang yang tidak dibutuhkan. Fantasi kosong silih-berganti mendompleng dengan kesenangan atau kepincut belanja online di tengah ancaman resesi global.

Secara otomatis, orang-orang tidak menyentuh dunia jika bukan sebagai pemenuhan kesenangan yang instan. 


Saat ini, sesuatu yang ditinggalkan oleh tatanan global yang keropos melalui bunuh diri, dalam perhitungan kadaluwarsa, dari akhir zaman.

Suatu titik tolak ketika menjadi titik balik yang tertunda akibat tercium "bangkai" malapetaka. Orang yang mengubur dirinya dengan padang pasir nyata melalui kecerdasan artifisial sebagai ruang bermain tanpa batas yang menyenangkan. 

Khayalan, mimpi, musik, dan buku virtual di sekitar kita dikaburkan dengan aliran modal uang, yang keuntungannya diraup melalui rekayasa malapetaka kosmik. Ia muncul tanpa simulasi.

Sementara itu, dibalik mesin perang tanpa jenaka menciptakan hasrat atau kesenangan untuk membunuh rasa sepi. Seperti seseorang menemui kematiannya melalui kantong hampa udara.

Di situlah, horor tanpa rasa takut dan gentar. Horor sebagaimana gejala dalam kisah nyata yang dibuat kisah lebih nyata dalam sinema.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun