Mohon tunggu...
Ermansyah R. Hindi
Ermansyah R. Hindi Mohon Tunggu... Lainnya - Free Writer, ASN

Bacalah!

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Hasrat dan Kesenangan

16 Desember 2022   09:05 Diperbarui: 16 Desember 2022   09:39 224
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hasrat diikuti kesenangan pada yang nyata melalui permukaan tubuh; sepasang mata dengan tatapan tajam menjadi arus di atas permukaan diantara benda-benda, suatu permukaan yang tidak ditolak melalui ingatan dan kata-kata. Pergerakan rangsangan permukaan tubuh yang melingkar hanya perkara relasi antara hasrat dan kesenangan bergerak secara mekanis dari tatanan organik ke tatanan mesin. 

Katakanlah, rangkaian teks Foucault, Lyotard, Derrida, Deleuze, dan Guattari memiliki pemikiran tentang bio-mesin, yaitu hasrat, ingatan, mimpi, fantasi, modal, dan citra.

Selain relasi pengetahuan, kesenangan dan hasrat nampak tidak mudah bebas dari oposisi duaan, seperti bagaimana 'permukaan' dan 'kedalaman', 'tinggi' dan 'rendah', 'pinggiran' dan 'pusat', dimana ada wujud dan keluar dari tempat yang berbeda.

Segalanya adalah kesenangan pada yang nyata. Kesenangan yang menandai dirinya sendiri memberikan suara pada rangkaian kata-kata dalam kesatuan energi kosmik 'Bumi', 'Ayah'-'Ibu'-'Anak', dimana kekuatan yang lahir melalui usaha kehidupan yang tidak berakhir datang dari mereka.

Disamping mata menjadi satu hal yang dapat memunculkan imajinasi, bukan sebagai tanda menjadi kegemaran diri (akolasia), karena seseorang telah mencapai tingkat kesenangan meraba, mengelus, dan merayu dengan dilintasinya suatu obyek hasrat melalui tubuh.                      

Ada banyak alasan, mengapa relasi-relasi semakin mendekat pada kata-kata yang tidak bisa diisi dan diawali dengan kepenuhan materi. 


Apa yang dikatakan di sini, tubuh, ingatan dan hasrat menjadi sesuatu yang tidak dinamakan atas dirinya, kecuali mulai merangsang ketidakhadiran yang menyolok. Ketidakhadiran (re)produksi mimpi: hasrat-modal-sutradara-aktor (dimiripkan sang subyek), media-layar-pertukaran-teks-tontonan (dimiripkan sang obyek). Titik pergerakan tanda, yaitu tubuh ditambahkan dengan arus produksi hasrat dan arus modal. Dimanakah pikiran kita? Tetapi, hasrat individual keluar dari dirinya sebagai cara untuk memasuki kegilaan dalam bentuk lain. "Kegilaan tidak dapat diterima bagi subyek yang sangsi," begitu kata Derrida dalam Writing and Difference (2001 : 56). 

Sejak rayuan, kesenangan terhadap musik berkenaan dengan momentum kehidupan benar-benar diarahkan pada relasi-relasi yang memungkinkan terbentuknya sumber-sumber penandaan, diantaranya analisis tentang musik dari Marcel Proust, Roland Barthes, Nietzsche, dan Derrida. 

Dari sini, serangkaian relasi logis-numerik: "volume" dan "durasi"; relasi tanda: "akustik"; relasi penanda: "citra visibel"; relasi retorika: "suara", relasi analogis: "teater", "aktor", "komposer" dan sebagainya terbentuk.  

Mereka membawa ke puncak kejayaan musik, bukan hanya telaah buku-kotak musik, tetapi juga dari pembentukan relasi-relasi. 

Lupakanlah penderitaan! Bernyanyilah! Melalui teks musik, satu waktu, ia menjadi buku kuno, tanpa pesan atau kata akhir, dan di waktu lain menjadi garis-garis permukaan melalui pembacaan atas topeng yang tidak memiliki titik celah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun