Mohon tunggu...
Ermansyah R. Hindi
Ermansyah R. Hindi Mohon Tunggu... Lainnya - Free Writer, ASN

Bacalah!

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Desember Ceria Penerima Sertifikat Tanah Melebihi Diskursus

1 Desember 2022   20:45 Diperbarui: 24 Mei 2023   17:55 171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Presiden Jokowi menyerahkan sertifikat tanah secara virtual (Sumber gambar: jawapos.com)

Setiap orang tetap menegaskan hasratnya dan tubuh-tubuhnya untuk melihat tanah dan sertifikatnya. Anda belum berkuasa secara kelembagaan, tetapi memiliki benda-benda yang terhitung pada saat perhitungan akan dimulai dari kiri ke belakang. Kata-kata yang sedikit demi sedikit terucap dan terdengar serius dalam olah diskusi.

Saya bergairah untuk memiliki sertifikat tanah, karena bukti hukum sebagai kebenaran yang akan diuji oleh topeng, dusta atau permainan palsu yang pada saatnya akan menjadi kebenaran lain. 

Orang-orang mungkin mengetahui, jika seseorang sesungguhnya mewakili konsistensi yang ditandai kata-kata murni melalu pembagian sertifikat tanah, yang tidak terombang-ambing oleh pasang surutnya kehidupan lantaran ketidakpastian status kepemilikan tanah.

Bahasa akhirnya tidak hanya mengambil bagian dalam teknik pembeberan dari teks tertulis dalam sertifikat tanah.

Tetapi juga, ia menelanjangi setiap kata yang diselipkan dalam celah dan retakan benda-benda, dan menyebarkannya ke tiap titik dan jurang di antara sesuatu yang tidak dimiliki bebatuan, dedaunan, tumbuh-tumbuhan, dan perairan.

Tidak ada yang bisa dibicarakan tentang luasnya lahan jika desakan kuat untuk mengambil kebenaran tanpa kedok apapun di balik benda-benda. Mungkin tidak ada manfaatnya untuk memperhitungkan keuntungan apa yang saya peroleh darinya, sama dengan atau saling berganti menyenangi tanah dengan sertifikatnya.

Masyarakat masih memiliki satu pilihan untuk menentukan pertimbangan lain melalui logika perhitungan ekonomi, dimana terdapat celah yang masih dikeluarkan aturan-aturan pengecualian dari Anda. Larangan-larangan tentu akan menghilang di balik kata-kata murni dari regulasi yang dibuat secara kelembagaan. 

Tidak ada yang menjemukan dalam pembagian sertifikat tanah.

Tidak diragukan lagi, perbincangan terbuka bukanlah pusat perhatian dari peraturan resmi, tanpa pengecualian mengelilingi tanah yang memenuhi syarat pemilikan sertifikat.

Bahwa kita tidak bebas berbicara tentang hal-hal yang menjadi keresahan, kecuali apa-apa yang dikehendaki rezim kuasa seiring hasrat untuk mengetahui benda-benda melalui bahasa yang dibentuk dan dikontrolnya sendiri.

Kata lain, kita akan bisa menentukan pilihan bebas pada setiap tema, pernyataan dan logika tidak menjurus pada status kepemilikan tanah di luar lembaga kuasa negara, yaitu perseorangan, korporasi atau swasta. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun