Mohon tunggu...
Ermansyah R. Hindi
Ermansyah R. Hindi Mohon Tunggu... Lainnya - Free Writer, ASN

Bacalah!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Individu yang Berbahaya

1 November 2022   09:05 Diperbarui: 17 Juli 2023   08:46 362
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Individu yang Berbahaya (Sumber gambar: cartoonbrew.com)

Dari "jejak-jejak ketidakhadiran?" Kemurnian individu untuk membuka kedok kepalsuan sehingga dirinya tidak tertipu oleh bayangan dalam cermin diri.  Memang betul, kita masih perlu menguji sejauh mana manusia obyektif, yang orang menyebutnya sebagai "cermin."

Sekali waktu, dia merapikan tubuhnya agar nampak bersih dan berwibawa. Di lain waktu, dia nampak buram, pucat, dan humoris, yang menutupi 'cermin monster moral tanpa bayangan diri'. 

Individu menjadi bayangan yang dipantulkan melalui cermin, tanpa kepura-puraan dan komedikal. Pembentukan jejak-jejak dalam ingatan kita terbebas dari "sang Lain." 'Di bagian dalam' dan 'di luar' dunia nyata menjadi tahapan untuk mengosongkan kesadaran. 

Ia bukan lagi jenis keintiman melalui kedalaman kesadaran dan moral dari apa-apa, yang tidak dapat disembunyikan melalui individu yang berbahaya, dari aparat kuasa negara dan pihak lainnya yang larut dalam kesenangan akan kejahatannya sendiri. 

Bagi individu yang berbahaya, ketika kesenangan nyata akan kejahatan sebagai akibat dari mesin ketidaksadaran beroperasi antara diskursus tentang ketidakadilan dan kesetiaan atas 'yang nyata' (uang, jabatan).

Siapa sebenarnya diri kita? Apakah asap, zat cair ataukah kita tidak dapat dirangsang dengan "bayangan tubuh tanpa cermin"? 

Bandingkanlah ajaran kebenaran diserap dan dikacaukan yang berada dalam benteng moralnya sendiri melalui kekuatan identifikasi tubuh (ramping, mulus, cantik mendekati sebagian individu yang bersih dan sehat)! Mereka terus-menerus menemukan dirinya dengan godaan moral sekaligus tipu muslihat dalam penyamaran panjang! 

Apa yang harus kita yakini dalam suatu dunia yang disimulasikan, ditirukan dan digandakan citranya bersama sebuah kepicikan, dimana 'kepalsuan' dianggap 'kebenaran' yang memiliki relasi bolak-balik bersama pelajaran moral yang fantastis dan ironis. 

Kebenaran menyerupai obyek yang direpresentasikan dalam pikiran dan kata-kata.

Dalam akuntabilitas kuasa negara di hadapan tatanan, isi dan bentuk disamarkannya. Mereka tidak dapat dirangsang dan diejakulasi apabila kita diperhadapkan pada sesuatu hal. 

Kecuali, dia melahirkan kekerasan hasrat dialirkan dalam arus tanda kebenaran universal paling loyal, bersih, kuat, dan berani melintasi tubuh, dari 'agen pendengung', buzzer akan nyaman memperbincangkan hal-hal yang panas dalam diskursus politik kuasa. Mereka tidak lagi melihat fatamorgana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun