Mohon tunggu...
Ermansyah R. Hindi
Ermansyah R. Hindi Mohon Tunggu... Lainnya - Free Writer, ASN

Bacalah!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Individu yang Berbahaya

1 November 2022   09:05 Diperbarui: 17 Juli 2023   08:46 362
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Individu yang Berbahaya (Sumber gambar: cartoonbrew.com)

Permasalah utama dari moral adalah moral itu sendiri. Moral Nietzschean terdiri dari dua tingkatan. Pertama, bentuk kenikmatan nyata dan kedua, bayangan terbalik (reserve shadow). Bentuk kenikmatan merupakan jejak-jejak dan tanda-tanda baru yang alamiah dan virtual demi kelangsungan hidup. 

Kenikmatan yang anti moral menolak peran ejakulator (pengumbar kenikmatan), yang menampilkan dirinya melalui proses 'perkembang-biakan' dan 'penyebaran' dirinya sendiri. 

Peran ejakulator tidak bisa memasuki rezim kebenaran seks, dari mana saja kemunculannya yang dikorupsi. 

Kuasa bukanlah permasalahan moral selama individu menolak representasi pikiran yang membusuk. 

Permasalahan itu terjadi, boleh dikatakan hampir di setiap institusi dan kelompok: 'proses dideritorialisasi (tanpa tempat) mesin cita rasanya' (Deleuzean). Individu yang berbahaya kerap lebih senyap. Dia bekerja sesuai dengan amanah konstitusi tiba-tiba dibelokkan dengan kepentingan sesaat.

Ironi dari institusi kuasa negara melalui penyelenggara negara yang bebas dari korupsi atau bersih dari segala manifestasi penyimpangan jabatan atau penyelewengan kuasa menjadi tata bahasa baru sebagai 'ejakulator'. 

Individu yang berbahaya dari orang-orang di luar institusi negara (mesin sosial) sesungguhnya tidak memiliki keterkaitan dengan moral. Karena itu, nilai moral hanyalah bayangan gambar terbalik. 

Dari cara berpikir kita, dimana "di bagian dalam monster," "di bagian luar berwajah moral" saling mengejakulasi antara satu dengan yang lain.

Sebagaimana teks tertulis dan pembaca, nilai moral mengakhiri keterbukaan dari nafsu yang termaterailisasi melalui tubuh. Kita mungkin sering memenuhi pikiran dengan fantasi dari mesin-mesin berbicara pada ruang yang kosong, tetapi bukan hal-hal yang berurusan keremeh-temehan dengan moral. 

Taruhlah misalnya, suatu kursi pesakitan memperlihatkan dirinya diantara tatanan sublim yang dikepung oleh tulisan dan citra-citra juga di luar pertimbangan moral. 

Setelah itu, dunia yang kita saksikan tidak lagi berada dalam metafora atau dalam mimpi ilusif. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun