Neil Leifer memang seorang fotografer olahraga cemerlang, yang menandai malam drama tinju menjadi terang melebihi kilatan cahaya memancar dari rahasia mata kameranya.
Sama misteriusnya Ali di balik dan di luar foto ikoniknya. “Saya tidak pernah memiliki malam seperti yang pernah ada,” katanya. “Pertarungan berlangsung dua menit, sembilan detik … Saya dapat tiga gambar hebat.”
Warna dan ketulusannya tanpa jarak antara tanda sportifitas luar biasa dan ring tinju Ali, yang foto ikoniknya tersimpan dan mengalir melampaui proses menjadi manusia.
Terhadap Liston, setelah didaratkan pukulan di kepalanya, lalu roboh dikanvaskan oleh Ali, tiba-tiba terlontar dari bibirnya dan menjadi ungkapan masyhur. “Bangun dan bertarunglah.” Disini, kata-kata itulah menyatu dengan foto ikoniknya.
Suatu foto historis yang sulit dilepaskan dari ikatan kemanusiaan hingga di akhir hayat Ali, dari sekian banyak foto ikonik lain.
Apa maksud dari citra fotografis? Mata kamera dibalas mata lain. Mata fotografer Neil Leifer tidak bisa menyembunyikan mata kamera dalam titik kerahasiannya untuk mengabadikan sebuah gambar ikonik berwarna yang hebat dari Ali melawan Liston.
Ali tidak bernafsu untuk mengakhiri pertandingan, malahan bersuara ditujukan atas Liston bangun dan bertarung kembali. Disamping terekam dalam foto masing-masing menggunakan sarung tangan berwarna merah, Ali bercelana dominan berwarna putih dan Liston dominan berwarna hitam dalam posisi tubuh terkapar, menghadap ke atas.
Peristiwa dan pemandangan tinju dunia, yang terekam dalan foto merupakan realitas murni karena mudah terlihat jelas.
Pada saat proses pemindahan obyek nyata dalam bentuk foto, citra atau gambar hasil adegan tinju, dari fotografi tidak sanggup memancarkan wajah lain.
Selain “kita,” bukan “aku.” Wajah orang murni dan sejati adalah sang Nyata, yang dipalsukan oleh topeng atau ilusi dari realitas. “Kita” adalah manusia sama dalam perbedaan.
Sedangkan sang Nyata tanpa ilusi hanya meniru dirinya sendiri, dalam ruang ekspresi dan ruang komunikasi secara blak-blakan. "Bangun dan bertarunglah!”