Mohon tunggu...
Erlangga Danny
Erlangga Danny Mohon Tunggu... Lainnya - Seorang yang bermimpi jadi penulis

Wat hebben we meestal doen, bepalen onze toekomst. Daardoor geschiedenis is een spiegel voor toekomst. Leben is een vechten. Wie vecht niet, hij zalt in het gedrang van mensen verpletteren.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kupas Tuntas Hadits Kewajiban Menuntut Ilmu

7 Juni 2021   21:45 Diperbarui: 12 Juni 2021   17:38 2300
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam tafsir Surat Al-Alaq, Ibnu Katsir menjelaskan bahwa surat ini terkandung peringatan (tanbih) bagi manusia atas permulaan penciptaannya dari alaqah. Dan diantara kemurahan Allah swt adalah Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya. Ini berarti Allah swt telah memuliakan manusia dengan ilmu. Karena ilmu inilah yang membedakan antara Abul Basyar, yakni Adam, dengan malaikat.

Ilmu, kata Ibnu Katsir, mencakup tiga aspek, yakni hati, lisan dan tulisan.  Bahkan Ibnu Katsir menyebutkan dua atsar yang berisi agar mengikat ilmu dengan tulisan. Selain itu, dalam atsar lain disebutkan bahwa siapa yang mengamalkan ilmu yang dikuasainya, maka Allah swt akan mengajarkan apa yang tidak diketahuinya.

Ini menunjukkan bahwa pentingnya bagi kita untuk memperdalam suatu ilmu. Tetapi menurut para ulama, yang dimaksud ilmu dalam hadits ini, ialah ilmu syar'i. Yakni ilmu yang mengajarkan kewajiban seorang hamba dalam ibadah dan muamalahnya. Walaupun kita tidak boleh mengingkari ilmu dunia. 

Jadi, kita bisa ambil kesimpulan, bahwa matan hadits ini shohih.

 

Kesimpulan


Dari apa yang telah saya paparkan di atas mengenai masing-masing perawi, sanad hadits ini, beserta matan, tentunya masing-masing perawi terdapat penilaian para ulama yang disebut jarh wa ta'dil. Ada satu perawi yang dinilai oleh para ulama bermasalah, yakni Hafshun bin Sulaiman. Para ulama mayoritas menilai dengan penilaian negatif sehingga memenuhi unsur jarh.

Walaupun matan hadits ini shohih karena tidak bertentangan dengan spirit Al-Quran, dan juga akal sehat, tetapi ada satu orang perawi yang dinilai negatif para ulama. Maka, saya menyimpulkan kedudukan hadits yang diriwayatkan dalam kitab Sunan Ibnu Majjah ini berdasarkan sanad dari Ibnu Majjah ini, adalah dho'if.

Meskipun demikian, isi hadits ini dapat dijadikan sebagai fadha'ilul amal. Karena, menuntut ilmu itu sangat penting dan merupakan kewajiban. Apalagi kemajuan ilmu pengetahuan sangat menyokong kemajuan peradaban suatu bangsa. Dalam hal ini khususnya, umat Islam, hadits ini juga dapat menjadi motivasi bagi umat Islam agar memiliki semangat menuntut ilmu, mengamalkan, dan mengajarkannya kepada orang lain.

  

Referensi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun