Mohon tunggu...
Erik Tapan
Erik Tapan Mohon Tunggu... Dokter - Social Media Health Consultant

Sebagai seorang Health Consultant, saya akan berusaha memberi solusi terbaik (efisien, efektif & aman) bagi klien yang kebetulan mengalami ketidakberuntungan dengan kesehatannya. Pengalaman saya dlm bidang kedokteran, farmasi/obat2an, herbal, terapi alternatif / energi, internet dan social media. Topik yang sering ditangani: anti aging, masalah ginjal, penyakit degeneratif, lansia, dll. Silakan kontak saya untuk memperoleh waktu diskusi.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Review buku: Kris Biantoro: Belum Selesai

24 April 2011   09:54 Diperbarui: 14 November 2023   10:19 342
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

[caption id="attachment_104596" align="alignleft" width="300" caption="Kris Biantoro & Maria Nguyen Kim Dung (isteri tercinta)"][/caption] Siapa yang tidak kenal Kris Biantoro, MC kondang jaman dulu? Tahun 70-an, saat  TVRI masih menjadi satu-satunya televisi yang bisa ditonton masyarakat seluruh Indonesia, sosok yang dikenal sebagai orang yang sering menggunakan pakaian perjuangan ini (dan pekikan "MERDEKA") selalu muncul membawakan acara. Banyak yang tidak tahu, ternyata sejak tahun 1974, Pak Kris, sudah menderita penyakit ginjal yang dimulai dari batu ginjal. Sungguh sayang karena lebih mengutamakan kariernya yang menanjak, penyakitnya tidak terlalu dipedulikan dan hanya diberi pengobatan seadanya dan tidak tuntas. Akibatnya, meskipun kelihatan perkasa dan bisa menjalankan pekerjaannya sebagai: pembawa acara (dimulai dari acara dwimingguan di TVRI dengan gaji Rp. 15.000 /bulan) kemudian menjadi MC dan meningkat Entertainment Manager di Night Club Tropicana, selanjutnya menjadi  pembawa acara /entertainer di banyak tempat, penggemar jero-jeroan ini ternyata menyimpan kondisi kesehatan yang tidak main-main. Batu ginjal  yang berlanjut ke Payah Ginjal Kronik.  November 2007 "Karena keinginan untuk sembuh begitu menggelora, dengan harapan supaya hidup saya masih berarti bagi orang lain, maka dengan seijin Dokter Tunggul, serta ijin dari isteri dan anak-anak, berangkatlah saya ke Tiongkok untuk transplantasi ginjal, tanpa tahu terlebih dahulu keadaan di Tiongkok seperti apa! Tepatnya adalah ke Guang Zhou. Jangan berhenti membacanya, ikuti terus cerita saya selanjutnya!", seperti yang dikutip pada halaman 55 buku autobiografi Kris Biantoro dengan judul seperti judul tulisan ini. Dalam buku setebal 130-an halaman tersebut dengan subjudul: "Kisah 38 Tahun Perjuangan Pendekar Ginjal Soak", dikisahkan pengalaman hidup Kris Biantoro dalam pergulatannya dengan penyakit ginjal. Menariknya, sebagian isi buku ini mengisahkan, bagaimana sepak terjang para penipu di sekitar Kris Biantoro. Mulai dari broker transplantasi ginjal di Guangzhou, hingga seorang Ibu dengan klinik "nano technologinya" yang kocak banget ceritanya. Sungguh membaca ceritanya pasti ngakak. Diberkati Pak Kris yang masih bisa melihat "cerita lucu" dibalik penderitaannya. Seperti tahu kalau orang akan tertawa membaca bukunya, awal Bab 12, Pak Kris menulis "Jangan mentertawakan dan menangisi kegoblokan saya dulu pembaca, cerita belum selesai. Sungguh mengharukan, begitu banyak orang yang sayang kepada saya. Bahkan, waktu mendengar bahwa saya pergi ke Guang Zhou untuk transplantasi ginjal, mereka bukan saja mendoakan, tetapi juga berpuasa. Ya Tuhan, berkatilah orang-orang baik ini." Sayangnya Pak Kris Biantoro waktu itu, belum bergabung dengan kami di milis ginjal yang sudah ada sejak 29-9-1999. Dalam milis tersebut, kita bisa saling curhat dan mengingatkan serta menguatkan satu sama lain. Seperti kita ketahui, penyakit ginjal begitu kompleks penanganannya dan banyak tawaran-tawaran menggiurkan untuk penyembuhan yang umumnya tidak berlandaskan ilmu kedokteran (non evidence based medicine) Untunglah sejak tahun 2010, Pak Kris telah kembali ke jalan yang benar. Memperoleh perawatan Terapi Pengganti Ginjal (TPG) 2 kali seminggu ber-hemodialisis ria di RS "a garden hospital with a loving touch" PGI Cikini. Dasar Kris Biantoro, saat pasien (terutama yang baru di-HD) sedih bermuram durja, eh..sempat2nya beliau menciptakan lagu untuk para suster RS PGI CIKINI. Akhir kata, banyak terima kasih kepada Pak Kris Biantoro yang telah mau berbagi suka dan dukanya. Mudah-mudahan banyak orang (terutama pasien dan keluarga) bisa memperoleh manfaat dari buku yang bisa diperoleh di Indonesian Kidney Care Club /  IKCC. Tetap MERDEKA Pak Kris Biantoro. Kita semua mendoakan Pak Kris, panjang usia, sehat selalu dan senantiasa diberkati oleh Yang Maha Kuasa. Penulis: Erik Tapan, founder milis Ginjal dan IKCC.

Artikel lainnya: https://www.kompasiana.com/eriktapan/62e8a508a51c6f4a390ceeb8/kris-biantoro-cuci-darah-38-tahun-nitos-atau-fakta

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun