Mohon tunggu...
MUHAMMAD ERIK NURHIDAYAT
MUHAMMAD ERIK NURHIDAYAT Mohon Tunggu... Administrasi - Penimba Ilmu

mahasiswa jurnalistik di AKY (Akademi Komunikasi Yogyakarta) Penggemar dunia fotografi, tulis-menulis dan berbagai hal yang baru

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Bangga Karyakan Sarimbit Jumputan Ikan Buat Kondangan

21 Desember 2020   12:36 Diperbarui: 21 Desember 2020   12:58 246
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: twitter.com/Sutopo_PN

Batik sudah tentu menjadi warisan budaya Indonesia yang terus melegenda sepanjang masa. UMKM dalam bidang produksi kain batik sangatlah beragam mulai dari batik cap, batik tulis dan jumputan.

Batik jumputan mungkin belum terlalu populer di telinga masyarakat. Namun, batik ini salah satu pembuatannya dengan cara yang kreatif dan unik. Ada yang dengan teknik celup, teknik jahit bahkan teknik lipat sekalipun.

Teknik celup sendiri dilakukan oleh perajin batik sendiri dengan cara yang cukup menarik yaitu dengan membuntal kerikil batu atau sejenisnya sesuai pola motif yang akan dibuat dan mengikatnya dengan karet gelang sebelum dicelup ke dalam cairan  pewarna. Biasanya dengan lembaran kain mori / putih polos sehingga akan didapatkan hasil yang beragam warna sesuai kreasi kita nanti. Tak banyak memang, orang-orang menggeluti produksi batik satu ini karena terbilang ribet dalam proses pembuatannya . 

Tahun lalu, kebetulan istri saya mempunyai pengalaman menjadi petugas pendamping bidang UMKM khususnya di kota Yogyakarta. Dia bertugas untuk mendampingi para penggiat UMKM di seluruh penjuru kota Jogja khususnya. Mulai dari perajin kain batik, perajin sepatu kayu, tas, produksi telur asin, keripik jamur, abon lele, kain batik dan masih banyak lagi yang lain . 

Kota Yogyakarta memang surganya orang-orang kreatif dan menghasilkan sesuatu untuk diolah atau diproduksi. Menariknya para penggiat UMKM ini, mereka sangat berinovasi dengan hasil produknya dan nilai jualnya baik secara domestik hingga mancanegara. 

Pernah saya diajak bersama istri saya untuk ikut serta dalam kegiatan pendampingan di salah satu produksi abon lele di daerah Srandakan, Bantul, Yogyakarta. Kemudian produksi batik jumputan di daerah kricak, kota Yogyakarta. Rata-rata mereka masih dalam tahap sederhana mulai dari alat-alat yang dimiliki, ruang gerak produksi dan penjualan produk . 

Mereka terhitung masih pemula , memproduksi baru batas wilayah masyarakat sekitar  dan masih dalam produksi skala kecil. Sehingga mereka pun belum berani eksplor penjualan sampai ke luar kota atau pun mancanegara . 

Lain halnya bagi penggiat UMKM yang mempunyai modal besar sehingga mereka pun sudah memiliki lingkup penjualan yang jauh sampai mancanegara karena semua fasilitas terpenuhi, karyawan sendiri dan tempat produksi yang memadai. 

Saya salah satu penikmat produk negeri sendiri, selain produk lokal mempunyai ciri khas tersendiri dan kualitas juga tidak kalah bersaing dengan produk import. 

Maka dari itu, beberapa kunjungan ke UMKM, saya dan istri tertarik pada produksi kain jumputan dengan versi kami. Dari sanalah kami berinisiatif untuk memproses, membuat dan memproduksi sendiri kain jumputan untuk jadikan pakaian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun