Isu lingkungan kini menjadi topik global yang tidak bisa dihindari. Banjir, polusi, dan perubahan iklim semakin nyata dampaknya bagi kehidupan sehari-hari. Menariknya, bidang akuntansi juga ikut terlibat dalam solusi masalah ini melalui konsep Green Accounting. Untuk mahasiswa, khususnya yang sedang menempuh studi akuntansi dan ekonomi, topik ini sangat relevan karena membuka perspektif baru tentang bagaimana akuntansi dapat berkontribusi pada keberlanjutan lingkungan.
Green Accounting adalah pendekatan akuntansi yang memasukkan faktor lingkungan ke dalam pencatatan dan pelaporan keuangan. Misalnya, perusahaan tidak hanya mencatat biaya produksi, tetapi juga memperhitungkan biaya pengelolaan limbah, penggunaan energi, dan dampak terhadap lingkungan. Dengan begitu, laporan keuangan menjadi lebih transparan, tidak hanya dari sisi keuntungan, tetapi juga dari sisi keberlanjutan.
Mengapa mahasiswa perlu memahaminya? Mahasiswa adalah generasi penerus yang akan menjadi pengambil keputusan di masa depan. Dengan memahami Green Accounting sejak di bangku kuliah, mahasiswa dapat memiliki wawasan lebih luas mengenai hubungan antara bisnis dan lingkungan. Pengetahuan ini juga menjadi nilai tambah dalam dunia kerja, karena semakin banyak perusahaan membutuhkan tenaga profesional yang mampu menyusun laporan keberlanjutan (sustainability report) sesuai standar internasional.
Tantangan utama dari Green Accounting adalah belum adanya standar global yang seragam dan biaya implementasi yang relatif tinggi. Namun, di balik tantangan itu ada peluang besar. Mahasiswa bisa melakukan penelitian, studi kasus, bahkan proyek kecil-kecilan di lingkungan kampus, seperti menghitung biaya energi dan limbah di asrama atau organisasi mahasiswa. Ini dapat menjadi latihan praktis untuk mengaplikasikan konsep akuntansi hijau.
Green Accounting membuka peluang karier baru bagi mahasiswa. Selain menjadi akuntan publik atau auditor, mahasiswa yang menguasai akuntansi hijau dapat menjadi konsultan keberlanjutan, analis lingkungan, atau manajer CSR (Corporate Social Responsibility). Profesi ini akan semakin dibutuhkan seiring meningkatnya kesadaran perusahaan terhadap isu lingkungan.
Kesimpulan
Green Accounting adalah bukti bahwa akuntansi tidak hanya bicara soal angka, tetapi juga soal keberlanjutan hidup di bumi. Bagi mahasiswa, memahami konsep ini sama artinya dengan mempersiapkan diri untuk menjadi profesional yang relevan dengan tuntutan zaman. Akuntansi hijau mengajarkan kita bahwa keuntungan tidak boleh hanya dilihat dari sisi finansial, tetapi juga dari dampak sosial dan lingkungan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI