Mohon tunggu...
Erika AsriAdriati
Erika AsriAdriati Mohon Tunggu... Perawat - Mahasiswa FIK UI

Mahasiswa Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Menjadi Seorang Perawat yang Profesional untuk Meningkatkan Kualitas Perawat dan Citra Perawat di Indonesia

26 Mei 2019   23:37 Diperbarui: 23 April 2021   15:39 2443
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Seorang Perawat yang Profesional (Sumber : luis melendez via unsplash.com)

Profesi perawat merupakan salah satu profesi yang sangat berpengaruh dalam proses kesembuhan pasien. Dalam melaksanakan tugasnya, perawat berkolaborasi dan berkerjasama dengan tenaga kesehatan lainnya seperti, dokter, dokter gigi, ahli gizi, tenaga kesehatan masyarakat dan apoteker. 

Di Indonesia masih banyak perawat yang bekerja secara tidak profesional akibat hal tersebut citra perawat menjadi kurang baik. Banyak kasus perawat yang muncul, kasus tersebut terkait kinerja perawat yang tidak profesional saat menangani pasien. Salah satu kasus yang terjadi  yaitu kasus perawat yang menggunakan handphone saat sedang memberikan asuhan keperawatan kepada pasien.

Kasus perawat menggunakan handphone pernah terjadi di Puskesmas Bandar Lampung pada bulan April 2019. Pada kasus tersebut seoarang anak yang mengalami kecelakaan tidak ditangani dengan baik oleh seorang perawat, sehingga anak tersebut nyawanya tidak tertolong. 

Menurut keterangan saksi, anak tersebut hanya dipasangkan infus dan diberi obat luka padahal kondisi anak tersebut terbilang parah. Setelah memasangkan dan memberi obat luka, perawat tersebut malah asik menggunakan handphone dan tidak memperhatikan anak tersebut.

Dalam memberikan asuhan keperawatan, seharusnya perawat perlu menerapkan nilai profesional keperawatan supaya kasus seperti itu tidak terjadi. Nilai profesional keperawatan merupakan suatu fondasi dari praktik keperawatan. Nilai Profesional keperawan mengarahkan perawat dalam berinteraksi dengan klien, rekan sejawat, profesi lain dan masyarakat. 

Untuk meningkatkan kualitas perawat di Indonesia perawat perlu menerapkan nilai-nilai profesionalisme dalam memberikan asuhan keperawatan kepada pasien. Nilai-nilai yang harus diterapkan yaitu, altruism, Autonomy, Human dignity, Integrity dan Social Justice. 

Perawat harus bersikap altruism karena perawat harus peduli tehadap kesehatan pasien dan perawat harus berkomitmen dalam menjalankan asuhan keperawatan. Perawat harus memiliki nilai human dignity karena seorang perawat harus menghargai martabat manusia. 

Perawat harus memiliki nilai integrity untuk mewujudkan tindakan-tindakan yang sesuai dengan kode etik dan standar nilai integritas. Perawat harus memiliki nilai social justice karena perawat harus bersikap adil terhadap semua pasien dalam melakukan asuhan keperawatan.

Nilai-nilai dapat tumbuh dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu, faktor budaya, pendidikan, usia, keluarga, pemerintah dan tradisi keagamaan. 

Faktor Nilai profesionalisme dalam keperawatan yang paling mempunyai dampak yang besar yaitu nilai-nilai yang tumbuh melalui faktor pendidikan, karena pada jenjang pendidikan keperawatan, calon perawat sudah diberitahu mengenai nilai-nilai profesional keperawatan dan diajarkan cara menerapkan nilai-nilai tersebut. 

Dalam jenjang pendidikan, calon perawat diharapkan sudah dapat menerapkan nilai-nilai profesionalisme dalam keperawatan. Sehingga saat sudah menjadi perawat dan bekerja di rumah sakit perawat sudah terbiasa menerapkan nilai-nilai profesionalisme tersebut. 

Jika perawat sudah terbiasa menerapkan nilai-nilai profesionalisme maka ketika sedang memberikan asuhan keperawatan, seorang perawat sudah mengetahui apa yang boleh dilakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan.

Untuk meningkatkan kualitas perawat dan citra perawat, nilai-nilai profesionalisme harus diperkuat dengan etika dan moral. Banyak yang beranggapan bahwa etika dan moral sama, tetapi sebenarnya etika dan moral itu berbeda. Etika merupakan kebiasaan yang baik yang dilakukan oleh seseorang dalam kehidupan sehari-hari. 

Etika mengacu pada hal baik atau buruk. Jika seorang perawat melanggar etika maka, perawat tersebut akan mendapaktan sanksi yaitu biasanya perawat tersebut akan dikucilkan oleh lingkungan sekitarnya. Sedangkan moral mengacu pada hal yang benar atau salah, terdapat 6 prinsip moral keperawatan yaitu, Autonomi, Beneficence, Non-maleficene, Justice, Veracity, Avoiding Killing, dan Fidelity. 

Jika seorang perawat melanggar moral maka, perawat tersebut akan mendapatkan sanksi berupa sanksi hukum yang berlaku pada aturan-aturan yang dia langgar.

Dalam praktik keperawatan prinsip moral autonomi yaitu, seorang perawat dapat menghargai otonomi pasien. Sikap perawat yang tidak menghargai otonomi pasien yaitu, ketika melakukan asuhan keperawatan kepada pasien tetapi tidak memberitahu pasien terlebih dahulu, tidak memberikan informasi yang lesalin. dan membohongi pasien. 

Prinsip moral benficene yaitu, seorang perawat melakukan atau memberikan asuhan keperawatan yang baik kepada pasien. Prinsip moral non-maleficene yaitu, seorang perawat mencegah bahaya bagi pasien.  Prinsip moral justice yaitu, seorang perawat berperilaku adil dalam memberi pelayanan kesehatan kepada pasien. 

Prinsip moral veracity yaitu, seorang perawat mengatakan yang sebenar-benarnya dan membangun hubungan saling percaya. Prinsip moral Avoiding killing yaitu, menghargai kehidupan manusia, tidak membunuh. Prinsip moral fidelity yaitu, seorang perawat menepati janji dan dapat menyimpan rahasia pasien.

Dalam memberi asuhan keperawatan kepada pasien, perawat mempunyai peran yang sangat penting. Jika perawat dapat memberikan asuhan keperawatan secara baik dan profesional dengan menerapkan nilai-nilai profesionalisme dan berperilaku atau bersikap sesuai etika dan moral yang baik, maka proses penyembuhan pasien dapat berlangsung secara efektif. 

Selain itu, dengan cara menerapkan nilai-nilai profesionalisme dan berperilaku sesuai etika dan moral yang baik, seorang perawat dapat meningkatkan kualitas dan citra perawat yang selama ini dinilai masih kurang baik di Indonesia.  

Referensi :

AACN. (2008). The Essentials of Baccalaureate Education for Professional Nursing. Retrieved from            http://www.aacnnursing.org/Portals/42/Publications/BaccEssentials08.pdf

Berman, Audrey; Snyder, Shirlee; Frandsen, Geralyn. (2016). Fundamental Of Nursing Consepts, Process, And Practice Tenth Edition. New Jersey.   Pearson

Potter & Perry. (2013). Fundamentals of Nursing (8th ed.). St. Louis, Missouri: Elsevier.

Kozier. (2011). Fundamental of nursing: concepts,process,and practice. Jakarta: kedokteran EGC

Yasland, Mursalin. (2019). Diduga Perawat Lalai Karena Main Handphone, Pasien Meninggal. Retrieved from    https://nasional.republika.co.id/berita/nasional/daerah/ppgp0n459/didugaperawat-lalai-karena-main-handphone-pasien-meninggal

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun