Mohon tunggu...
Erika Wijayanti
Erika Wijayanti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Kristen Satya Wacana

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kurikulim Fleksibel? Pembelajaran Berdiferensiasi sebagai Wujud Merdeka Belajar

1 November 2022   20:40 Diperbarui: 1 November 2022   20:46 1398
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kurikulum diartikan sebagai suatu jalur atau lintasan yang akan membawa peserta didik untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. Kurikulum yang digunakan di Indonesia saat ini adalah kurikulum 2013 dan Capaian Pembelajaran pada Sekolah Penggerak dimana sebenarnya walaupun pemerintah menetapkan kompetensi/capaian pembelajaran dalam kurikulum tersebut dipakai sebagai jalur atau lintasan yang akan membawa anak Indonesia mencapai tujuan akhir pendidikan, namun sebenarnya setiap satuan pendidikan harus mengembangkan dan memodifikasi kembali kurikulum tersebut agar sesuai dengan keadaan di satuan pendidikannya masing-masing.

Kurikulum fleksibel jika diterapkan dalam proses pembelajaran di setiap kelas akan menghasilkan adanya proses pembelajaran yang juga bersifat lentur, luwes, dan mengikuti keadaan serta kebutuhan peserta didik. Lee dan McLoughlin (2010) mendefinisikan pembelajaran fleksibel sebagai "seperangkat pendekatan pendidikan dan sistem yang berkaitan dengan pemberian pilihan, kenyamanan, dan personalisasi yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Secara khusus, pembelajaran fleksibel memberikan pembelajar dengan pilihan tentang di mana, kapan, dan bagaimana pembelajaran terjadi, dengan menggunakan berbagai teknologi untuk mendukung proses belajar mengajar."

Merdeka Belajar merupakan visi yang dibangun berdasarkan pemikiran Bapak Pendidikan Indonesia, Ki Hadjar Dewantara, yang menyatakan bahwa kemerdekaan adalah tujuan pendidikan sekaligus paradigma pendidikan yang perlu dipahami oleh seluruh pemangku kepentingan. Merdeka Belajar adalah suatu pendekatan yang dilakukan supaya siswa dan mahasiswa bisa memilih pelajaran yang diminati. Hal ini dilakukan supaya para siswa dan mahasiswa bisa mengoptimalkan bakatnya dan bisa memberikan sumbangan yang paling baik dalam berkarya bagi bangsa. Menteri Dikbudristek, Menteri Pendidikan kita, Nadiem Makarim mengatakan bahwa Merdeka Belajar merupakan konsep pengembangan pendidikan di mana seluruh pemangku kepentingan diharapkan menjadi agen perubahan (agent of change). Para pemangku kepentingan tersebut meliputi keluarga, guru, institusi pendidikan, dunia industri, dan masyarakat. Salah satu wujud Merdeka Belajar adalah penerapan Pembelajaran Berdiferensiasi.

Nah, apa itu Pembelajaran Berdiferensiasi? Pembelajaran berdiferensiasi merupakan satu cara untuk guru memenuhi kebutuhan setiap peserta didik karena pembelajaran berdiferensiasi adalah proses belajar mengajar dimana peserta didik dapat mempelajari materi pelajaran sesuai dengan kemampuan, apa yang disukai, dan kebutuhannya masing-masing sehingga mereka tidak frustasi dan merasa gagal dalam pengalaman belajarnya (Breaux dan Magee, 2010; Fox & Hoffman, 2011; Tomlinson, 2017).

Ciri-ciri Pembelajaran Berdiferensiasi Sumber: (ASCD, 2011) 

Association for Supervision and Curriculum Development (2011) menuliskan bahwa ada beberapa karakteristik dasar yang menjadi ciri khas dari pembelajaran berdiferensiasi ini. Ciri-ciri tersebut adalah bersifat proaktif, menekankan kualitas daripada kuantitas, berakar pada

Asesmen, menyediakan berbagai pendekatan dalam konten, proses pembelajaran, produk yang dihasilkan, dan juga lingkungan belajar, berorientasi pada peserta didik,Merupakan campuran dari pembelajaran individu dan klasikal, dan bersifat hidup.

Arti penting Pembelajaran Berdiferensiasi

Catlin Tucker (2011) menjelaskan pentingnya pembelajaran

diferensiasi ke dalam tiga poin, yaitu:

  • pembelajaran yang berdiferensiasi menantang peserta didik yang cerdas untuk menggali pembelajaran secara lebih dalam. Disisi lain pembelajaran berdiferensiasi juga menyediakan dukungan bagi peserta didik tingkat bawah atau peserta didik dengan ketidakmampuan belajar 

  • HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    3. 3
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
    Lihat Pendidikan Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun