Jam itu terpaku di dinding pertanda nenek tak boleh bergeming
Poros waktu mengejarnya hingga tak kunjung usai dengan sekelibat angan angan yang ingin jadi kenyataan
Kalbu kian hari kian perih, hingga kesehatan tak kunjung pulih
Omong kosong...! Harus ia terpatri dan tancapkan dalam diri agar itu tak terjadi
Raut muka nya sayup sayup pucat pasi berbalut mata nan rabun menggangu dihati
Kaki nya sudah terkulai lemah bak tak kuat tuk menyusuri hamparan cakrawala yang luas ini
Tetap semangat dalam menggapai asa kehidupan tuk mengais secuil rezeki dijalan
Sepi nan keheningan selalu menyelimuti nya bak keheningan yang selalu menerpa nya
Bingkai tangisan tak pernah ia tampakan, tuk seorang cucunya yang berada dihadapan
Panas terik mentari selalu menusuknya dari belakang