Mohon tunggu...
Erick M Sila
Erick M Sila Mohon Tunggu... Guru - Pendidik

Menulis adalah mengabadikan diri dalam bentuk yang lain di masa depan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Kurikulum Merdeka: Apakah Guru Kita Juga Merdeka?

16 Januari 2024   12:12 Diperbarui: 16 Januari 2024   12:20 185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.canva.com/design, dokpri

Persoalan kebebasan selalu menjadi topik krusial dalam dunia pendidikan, khususnya dengan diterapkannya kurikulum 'Merdeka Belajar' di Indonesia. Meskipun kurikulumnya sendiri dirancang untuk mendorong pembelajaran mandiri dan berpikir kritis, masih ada pertanyaan mengenai tingkat kebebasan yang dimiliki guru kita. Apakah mereka bebas mengajar dan berinovasi di kelas, atau apakah mereka masih terikat dengan metode pengajaran yang sudah ketinggalan zaman dan pedoman yang ketat?

Memahami Kurikulum 'Merdeka Belajar'

Mari kita mendalami kurikulum 'Merdeka Belajar', sebuah istilah yang diterjemahkan menjadi 'Belajar Mandiri'. Tujuan inti dari pendekatan inovatif ini adalah untuk keluar dari batasan pembelajaran hafalan dan sebaliknya, mengembangkan pengalaman pendidikan yang lebih menyeluruh. Hal ini bertujuan untuk memicu pemikiran kritis, merangsang kreativitas, dan menumbuhkan lingkungan belajar yang menempatkan siswa sebagai pemimpin.

Namun agar kurikulum benar-benar berkembang, hal ini tidak bisa dilakukan secara mandiri. Hal ini bergantung pada mereka yang berada di garis depan pendidikan - yaitu para guru kita. Untuk memungkinkan siswa memperoleh manfaat maksimal dari pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa ini, kebebasan untuk berinovasi, bereksperimen, dan menyesuaikan metode pengajaran mereka harus berada di tangan para pendidik. Oleh karena itu, meskipun kurikulum 'Merdeka Belajar' menentukan jalannya pembelajaran, gurulah yang menggerakkan wadah tersebut, mengarahkan siswanya menuju perjalanan pembelajaran yang lebih menarik dan holistik.

Kondisi Kebebasan Guru Saat Ini

Di tengah evolusi menuju kurikulum 'Merdeka Belajar', penting untuk menganalisis realitas yang dihadapi guru kita sehari-hari. Banyak dari mereka mendapati diri mereka berada dalam kerangka yang kaku, sayap mereka terpotong oleh keharusan untuk tetap berpegang pada metode pengajaran tradisional dan pedoman standar. Mereka sering terjebak dalam tarik-menarik pedagogis, harus berpegang teguh pada buku teks yang ditentukan, dan pada saat yang sama juga mencoba memasukkan inovasi ke dalam pengajaran mereka.

Sayangnya, struktur yang teratur ini membatasi kemampuan mereka untuk mewujudkan esensi kurikulum 'Merdeka Belajar'. Dengan terhambatnya naluri kreatif mereka, potensi mereka untuk menata ulang pendidikan dan menjadikannya lebih interaktif sebagian besar masih belum dimanfaatkan. Kurangnya otonomi dapat membuat mereka merasa terkekang, tidak mampu melepaskan diri dari kebiasaan dan menciptakan lingkungan belajar yang benar-benar mendalam.

Terlebih lagi, perampasan kebebasan ini melampaui batas-batas ruang kelas. Dampaknya dirasakan di seluruh dunia pendidikan, berdampak pada kualitas pendidikan secara keseluruhan dan efektivitas kurikulum 'Merdeka Belajar'. Skenario ini memberikan gambaran nyata mengenai ketegangan antara cita-cita kurikulum pembelajaran mandiri dan realitas otonomi guru dalam iklim pendidikan saat ini.

Pada bagian selanjutnya, kita akan membahas dampak dari kendala-kendala ini terhadap penerapan kurikulum 'Merdeka Belajar', dan mengeksplorasi solusi potensial untuk meningkatkan kebebasan guru, dan menempatkan mereka sebagai penggerak dalam perjalanan pembelajaran.

Dampak Kendala Guru Terhadap Kurikulum Baru

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun