Mohon tunggu...
Ericka Abdullah
Ericka Abdullah Mohon Tunggu... -

Seorang pecinta buku yang sedang belajar menulis dan membaca lembaran-lembaran ilmu Tuhan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Waspada! Calo Nikah di Kelurahan Bondowoso

29 Januari 2016   06:35 Diperbarui: 29 Januari 2016   08:39 438
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dua hari setelahnya saya kembali ke Kantor kelurahan, dengan membawa dokumen lengkap yang sudah di ACC pihak konsulat Belanda di Surabaya. Saya serahkan semua berkas, bahkan saya waktu itu meminta akan mengisi sendiri form N1-N4, karena si petugas tidak paham bahasa Asing, dan bingung dengan dokumen, tapi dia bilang biar saya saja.

Dia juga sempat bingung tentang dokumen N1 - N4, menanyakan N1 - N4 calon suami, padahal kan N1 - N4 itu dokumen yang harus diisi oleh pengantin perempuan yang akan melaksanakan nikah di tempat itu, bukan diisi oleh pihak laki-laki. Lagipula, calon suami kan WNA, jadi ya gak ada KTP sama KK ... ergghhh gemeesss sayaah!

Pak Modin juga ragu mengenai pengisian N1 - N4, atau sengaja ragu :p, telpon pihak KUA, yang ditelpon juga bingung, lalu telpon kepala KUA . baru dehh dia yakin.. hellowww padahal saya juga sudah baca di web KUA, begitu alurnya.. Hmmm maka dari itu kawan, berhadapan dengan birokrasi di Indonesia, kita harus paham betul aturannya, biar kita gak ditipu!

Beres urusan dokumen, dia bilang oke oke biar saya urus semua, ini nanti beress beress...begitu katanya, sekarang silahkan ke KUA minta no rekening pembayaran, nanti dokumen biar saya yang urus. Nah lohh .. itu konfirmasi pak Modin loh ya .. 

Otomatis saya lega, dan langsung ke KUA minta no rekening, dijelaskan bagaimana cara pembayarannya, dan bank yang dituju. Setelah itu saya segera pulang dan siap-siap berangkat ke Jakarta untuk menjemput suami dan ibu mertua. 

Saya terima sms dari Pak Modin, yang mengisyaratkan semua proses berjalan lancar, saya sih tenang-tenang aja tanpa ada rasa curiga, karena saya juga gak ngerti  apa proses selanjutnya. Hingga Hari H menjelang nikah, saya cuma dikabari beres, bahkan ditanya jam dan tempat akad nikah.

Dan tiba - tiba, ketika saya masih di ruang make up, ada telpon dari seorang teman yang mengabarkan bahwa Pak Suryono ta'mir masjid At Taqwa, yang membantu proses ikrar keIslaman suami, menuju KUA untuk menyerahkan sertifikat keislaman suami, menyampaikan bahwa hari ini tidak ada akad atas nama saya. Bahkan tidak ada berkas masuk.

Duhh .. rasanya jantung saya mau copot ... untung gak pingsan, saya coba telpon Pak Modin, tapi gak diangkat-angkat, saya bingung harus bagaimana, karena jam sudah menunjuk pukul 8.30 pagi, sementara akad berlangsung pukul 9 pagi. Keluarga dan handai taulan sudah berada di venue menunggu kami. 

Semuanya rasanya kalang kabut, karena saat itu saya dirias di Hotel Ijen View tempat suami dan mertua menginap. Sedangkan Keluarga saya di rias di rumah, Kondisi ayah saya yang sakit karena stroke sejak 2 tahun lalu, dan ibu yang juga gak bisa apa-apa, membuat saya merasa semakin sedih. Hanya sahabat-sahabat dekat yang menguatkan dan membantu proses akad tetap berlangsung.

Saya cuma bisa beristighfar dan berdzikir, suami yang belum paham bahasa Indonesia hanya bisa menenangkan saya untuk tidak menangis. Disini saya benar-benar melihat kekuasaan Allah, bahwa jika Allah sudah berkehendak mempersatukan dua insan dalam ikrar akad nikah, maka tak seorangpun yang mampu membatalkan... La Hawla wa la kuwwata Illa billah!

Saya tahu ada banyak orang diluar sana yang palsu, iri dengki dengan apa yang dititipkan Allah kepada saya saat ini, tapi untuk teman-teman semua yang masih sendiri, Percayalah bahwa Allah sangaaatt dekat! dan Pertolongan Allah itu nyata bagi hamba-Nya yang Yakin!.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun