Mohon tunggu...
Erenzh Pulalo
Erenzh Pulalo Mohon Tunggu... Musisi - Memanfaatkan Waktu untuk Menulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Manfaat waktu untuk menulis

Selanjutnya

Tutup

Bola

Dari Dua Kekalahan Nampak Jelas Persipura Kehilangan Empat Hal Ini

10 September 2021   21:14 Diperbarui: 11 September 2021   08:06 2997
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Persipura Jayapura yang merupakan tim paling ditakutkan di Indonesia bahkan di Asia namun itu hanya coretan tahun - tahun silam ketika tim ini berjaya ban kapten melingkar ditangan Eduard Ivakdalam dan Boaz Solossa.

Kini di BRI Liga 1 Indonesia tim yang selalu geram terlihat ompong saat berjumpa dua tim diawal liga musim 2021-2022.

Saat berjumpa Persita Tangerang (28/08/2021) dilaga perdananya, tim Mutiara Hitam julukan Persipura Jayapura ini harus takluk 2-1 lewat gol yang diciptakan oleh Cardoso de Oliveira (15') lewat titik putih dan Maulana (23'), sedangkan gol balasan Persipura dicetak oleh Ramai Rumakiek (16').

Pada laga keduanya saat berjumpa Persela Lamongan (10/09/2021) Persipura mengalami nasip yang malang karena kalah 1-0 lewat gol yang dicetak oleh Ivan Carlos (12'). Walaupun unggul pemain karena satu pemain Persela Hermawan (38') mendapatkan kartu merah, namun tetap saja harus menyudahi pertandingan dengan kekalahan.

Dari kedua pertandingan tersebut banyak hal yang harus dievaluasi oleh manajemen Persipura dan juga banyak hal yang hilang dari tim ini. Berikut beberapa rangkuman yang menjadi hal yang bisa dikatakan hilang dari Persipura.

1. Roh Permainan
Persipura sejak menjuarai liga Indonesia dikenal dengan tim yang menakutkan karena memiliki roh permainan atau sering disebut dinamo permainan Permainan. Sejak dikendalikan oleh Eduard Ivakdalam, Imanuel Wanggai, Zarahan, Gerard Pangkali, Robertino Pugliara, Isac Wanggai, dan David da Roca kini sudah tidak ada lagi. Jiwa permainan Persipura sudah hilang, mengapa tidak sejak dua pertandingan yang sudah ditandingkan Persipura seperti tidak ada gairah bermain sepakbola bola karena tidak ada roh permainan tim ini.

Musim ini roh permainan Persipura dikendalikan oleh Todd Rivaldo Ferre, Muhammad Tahir, Ian Louis Kabes, Nelson Alom, dan Elisa Basna seperti tidak teratur bahkan bisa dikatakan sangat berantakan permainannya. Coba lihat pada pertandingan yang sudah dilaluinya terlebih pada pertandingan melawan Persela Lamongan. Walaupun lawannya bermain hanya sepuluh pemain namun Persipura tidak bisa mengatasi kebuntuan. Pemain yang dikatakan roh permainan seperti kehilangan akan mengatur ritme permainan bahkan tidak ada serangan-serangan bervariasi.

2. Jiwa kepemimpinan
Dari dua pertandingan yang sudah dilalui, Persipura seperti kehilangan pemimpin dalam tim. Walaupun sang kapten Ian Louis kabes, Donni Monim, dan Ricky Kayame ada namun tidak ada yang bisa mengatur tim. Seperti Sling menyalahkan jika ada kesalahan.

Apakah ada kesalahan dalam pemilihan kapten ? Ini menjadi bahan evaluasi yang harus serius ditangani. Ricardo Salampessy sebagai benteng pertahanan tim seperti tidak ada semangat menjaga lini pertahanan. Yang menjadi pertanyaan, Ricardo Salampessy merupakan salah satu pemain senior dalam kubu tim ini naamun kenapa tidak dipercayakan sebagai pemimpin dalam tim. ? Ini perlu digarisbawahi demi kemajuan tim.

3. Jacksen Tiago Kehilangan Rumus Melatih
Ini mungkin perlu ditambahkan, mengapa tidak saat sejak ketinggalan dari Persita dan Persela coach berpaspor Brazil ini seperti tidak melakukan perubahan permainan atau tidak ada perbedaan dalam menyusun permainan tim.

Coach Jacksen seperti kehilangan rumus melatih tim Persipura atau lebih enak dikatakan Persipura kehilangan seni bermain. Putar saja waktunya saat pertama Jacksen Tiago datang sejak di kontrak dari Persitara Jakarta Utara permainan Persipura berubah, seni bermainnya sangat indah bahkan penonton terpukau melihat sentuhan permainan satu sentuhan dari pemain ke pemain lain, namun kini seperti sudah tidak ada.

Bahkan dari dua pertandingan ini coach Jacksen Tiago belum menentukan kerangka tim yang tepat karena masih otak-atik pemain dengan menempatkan dimana saja bahkan tambah berantakan permainannya. Kiper, gelandang dan wing back masih digonta-ganti oleh pelatih, sampai kapan hal ini dilakukan terus ? Jika dilakukan terus Persipura akan mengalami hal yang sama terus.

4. Pemain Muda Belum Siap
Ini yang bisa dikatakan saat melihat beberapa pemain lokal Persipura yang dikatakan masih sangat muda berani dipasang oleh coach Jacksen membuat tim seperti amburadul, lihat saja salah pasing, salah control, salah over, salah umpan yang membuat tim ini banyak kehilangan bola dan banyak membuang waktu.

Sejak ketinggalan gol dari Persela Lamongan coach Jacksen memasukkan terus pemain muda tetap saja tidak berubah. Hal ini bisa dikatakan mental mereka belum bisa bermain di klub besar karena tim sebesar Persipura bukan hanya membutuhkan pemain namun hasil juga sangat dibutuhkan mengingat empat bintang yang sudah tergambar jelas di kostum kebesarannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun