Puisi : Edy Priyatna
Sahaja cuma sebentar saja. Kemudian dia terang kembali. Camur menghamburkan lahar matang. Memporakporandakan kehidupan alam. Gelar membuat udara pengap. Menurut anak buah orang di sini. Terjadi selama bebarapa hari. Semasa di ambil pun tak merasa menyesal. Anda pandai berkelit badan.
Saudara pintar bersilat lidah. Tidak mau mengakui salah. Padahal sudah jelas terbukti. Masih juga melakukan usaha. Sepanjang untuk kebebasan diri. Enggan di tuding bermental murah. Padahal dirimu manusia angkara. Kesimpulannya ketika masa di lewati. Sejak memicu hujan nan banyak.
Sempurna cukup mendebarkan hati. Mengganggu perjalanan musim. Demikian begitu tak ternyana. Minta menimbulkan kegelisahan. Sedikit meresahkan kaum jiwa. Pada mata angin utara dan selatan. Selagi masih mampu kuat tangguh. Berkunjung datang ke tempatku. Singgah berserta angin besar mentari.
(Pondok Petir, 28 Maret 2019)